Kesalahan Kemarin
Kebanyakan dari kita pernah merasa begitu mengingini sesuatu, meskipun kita pun mengetahui bahwa yang kita inginkan itu adalah hal yang salah dan tidak diperlukan. Namun, tetap saja kita memaksakannya. Setelah itu, kita menyesal karena telah mengeraskan hati dan bersikap bodoh. Kita merasa bersalah. Dan sebagai akibat dari ketidaktaatan yang disengaja kepada Allah, kita mungkin menjadi marah terhadap diri sendiri, terpaku pada penyesalan dan masa lalu, atau menyerah menghadapi konsekuensi dari kesalahan yang telah kita lakukan.
Namun masih ada jalan lain, teman. Bagi kamu yang menyesal akan kesalahan dan keputusan di masa lalu, Tuhan menyediakan sebuah jalan lain.
Melupakan Kesalahan Kemarin
Ketika umat Israel terus meminta seorang raja meskipun telah diperingatkan oleh Samuel (1 Samuel 8:4-9), Allah memperkenankan mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka memperoleh seorang raja yang akan menjadi pemimpin mereka. Namun, ketika mereka menyadari akibat tragis dari pilihan mereka, mereka memohon pertolongan dan doa Samuel, “Berdoalah untuk hamba-hambamu ini kepada Tuhan, Allahmu, supaya jangan kami mati, sebab dengan meminta raja bagi kami, kami menambah dosa kami dengan kejahatan ini.”
Samuel kemudian berkata, “Jangan takut; memang kamu telah melakukan segala kejahatan ini, tetapi janganlah berhenti mengikuti Tuhan, melainkan beribadahlah kepada Tuhan dengan segenap hatimu.” (1 Samuel 12:20). Tuhan mengampuni mereka, Ia memberikan sebuah jalan baru kepada Bangsa Israel untuk kembali kepada-Nya.
Kita tidak dapat membatalkan apa yang telah terjadi, tetapi hari ini kita dapat melakukan sesuatu yang mempengaruhi hari esok. Samuel berjanji mendoakan dan mengajarkan jalan yang benar kepada mereka. Ia menasihati mereka, “Hanya takutlah akan Tuhan dan setialah beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, berapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di antara kamu” (1 Samuel 12: 24).
Allah mengundang kita untuk beribadah kepadanya dengan segenap hati. Ia menginginkan segenap hati dan pikiran kita sepenuhnya untuk Dia saja. Marilah dengan rendah hati kita melakukannya dengan menyadari betapa besarnya pengampunan dan kesetiaan-Nya.
Janganlah biarkan kesalahan kemarin menghancurkan segala upaya hari esok.