Ketika Tuhan Tidak Mengabulkan Doa
“Tuhan sebenernya aku kepingin sekali untuk mempunyai…”
“Tidak,” jawab Tuhan.
“Tuhan, nyatakanlah kekuasaanmu dalam hidupku melalui keinginanku ini…”
“Tidak, Daniel,” jawab Tuhan kembali.
Teman-teman kalau mau jujur, rasanya kita ingin semua doa-doa kita kepada Tuhan dikabulkan. Doa-doa yang dikabulkan oleh Tuhan rasanya akan menjadi kesaksian bagi kita pribadi bahkan kepada orang lain. Aku pribadi kadang juga iri saat mendengarkan kesaksian dari beberapa orang yang doanya dijawab Tuhan. Keren banget! Apalagi di gereja, jemaat begitu tertarik dengan hal-hal yang spektakuler, “Tuhan pasti jawab doa saudara, tidak ada yang mustahil bagi Dia. Ketika engkau pulang dari tempat ini, yang sakit disembuhkan, keadaan ekonomi akan dipulihkan.” Jemaat pasti dengan semangat akan berkata, “Amin,” “Haleluya.”
Rasanya tidak ada lagi pendeta yang berkata seperti ini, “Saudara, Tuhan begitu berkuasa sehingga Ia dapat jawab doa saudara, tetapi karena Ia begitu berkuasa, Ia bisa saja tidak mengabulkan doa saudara.” Pendeta seperti ini pasti ditinggalkan oleh jemaatnya, bahkan mungkin dibilang aneh.
Tuhan berkuasa mengabulkan doa.
Ia pasti juga berkuasa tidak mengabulkan doa.
Ketika Tuhan Tidak Mengabulkan Doa
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berserah kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku : “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.“Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiyaan dan kesesakan oleh karena Kristus. sebab jika aku lemah, maka aku kuat. 2 Korintus 12 : 7-10
Ketika Tuhan mengabulkan doa, rasanya begitu mudah untuk mengucap syukur, mengatakan, “Haleluya”, “Tuhan Yesus baik.” Namun, ketika Tuhan tidak mengabulkan doa kita, apakah kita tetap bisa berkata, “Haleluya?” dan bukan “Halelupa” atau “Halelintar?”
Padahal di di dalam Alkitab ada loh doa seorang hamba Tuhan besar yang tidak dikabulkan Tuhan. Ya, doa Paulus tidak dikabulkan Tuhan. Kita akan menyimaknya bersama-sama, apa yang didoakan Paulus? Apakah Paulus meminta harta, ketenaran, atau kesuksesan? Tidak. Yang diminta Paulus adalah hal yang wajar yaitu hal yang mendukung tujuan pelayanannya. Paulus ingin agar duri dalam dagingnya itu Tuhan cabut agar tidak menyusahkannya dalam pelayanannya. Wajar dong, hal yang diminta adalah hal yang baik. Menurut beberapa tafsiran, duri dalam daging itu adalah penyakit mata yang diderita Paulus. Pelayanan Paulus pasti akan lebih mudah tanpa penyakit mata yang dideritanya. Tetap apa respon Tuhan? Tuhan tidak mengabulkannya. Malah Tuhan berkata, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.“
Ada beberapa kisah lain di Alkitab ketika Tuhan tidak mengabulkan doa. Pertama, Musa. Musa memohon kepada Tuhan agar diperbolehkan masuk ke tanah Kanaan, tapi kenyataannya Tuhan tidak mengabulkannya. Ada lagi yaitu Tuhan Yesus. Di taman Getsemani, Tuhan Yesus berdoa, “Bapa jikalau Engkau mau singkirkan cawan pahit ini dari pada-Ku.” Artinya, Dia tidak harus naik ke atas kayu salib. Doa-Nya pun tidak dikabulkan.
Paulus adalah rasul yang begitu luar biasa. Bahaya di darat, bahaya di laut, dirampok, pengkhianatan jemaat, kurang makan, telanjang, sudah pernah dialami Paulus (baca juga di 2 Korintus 11). Paulus menunjukkan totalitas kesetiaan dalam pelayanannya. Seharusnya Paulus bisa saja menuntut Tuhan, “Tuhan kurang apalagi? Aku sudah layani Tuhan dengan sungguh-sungguh tetapi kenapa Tuhan tidak mau mengabulkan doaku yang satu ini?” Dalam posisi ini, mungkin kalau saya yang ada di dalam posisi Paulus, saya akan menuntut Tuhan mengabulkan doa saya.
Tetapi kisah Paulus begitu mengharukan teman-teman, mari kita lihat apa yang menjadi respon Paulus ketika doanya tidak dijawab. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiyaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” Membaca respon Paulus, saya menjadi malu. Paulus memberikan seluruh hidupnya kepada Tuhan, tapi dia tetap menerima apa pun jawaban doanya.
Pernahkah terpikir, alasan ketika Tuhan tidak mengabulkan doa kita? Jawaban Tuhan atas doa kita adalah mutlak kedaulatan-Nya. Ia yang berhak. Siapakah kita yang berusaha memaksa Dia mengabulkan doa-doa kita? Kuncinya ada pada respon kita, yaitu tetap berdoa. Mengucap syukur dalam segala hal sebab itulah yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita.
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2