Kisah Sebuah Termos Air
Ilustrasi Kisah Sebuah Termos Air
Ini adalah kisahku, kisah sebuah termos air, yang diceritakan kembali oleh pemilikku.
Siang itu, aku dibeli oleh pemilikku sekarang. Harga yang lumayan mahal membuat aku tidak menjadi pilihan utama bagi para konsumen yang sering melewati aku begitu saja. Hari itu, pemilikku datang mendekat. Aku sempat berkecil harapan, pasti kali ini temanku termos yang lain yang terpilih. Namun, setelah lama menimbang-nimbang, ia memutuskan untuk mengambil aku dan kemudian membayarnya sebagai ganti kepemilikanku. Untuk pertama kali sejak aku dibuat aku masuk ke dalam ruangan yang menjadi tempat tinggal dari pemilikku.
Pertemuan kali ini, seluruh tubuhku langsung dibersihkan dengan air. Wah, segarnya, lama sekali aku menginginkan dirawat seperti ini. Kemudian, bagian dalamku juga dibersihkan dengan sabun lalu kembali dibilas dengan air. Pemilikku kemudian memasukkan sejumlah besar air panas untuk mencoba kemampuanku dalam menjaga suhu air tetap panas. Asyik, untuk pertama kalinya, aku merasakan diriku berguna untuk orang lain, khususnya bagi pemilikku sekarang. Sejak saat itu, setiap pagi pemilikku selalu mengisi aku dengan air panas, dan tiap malam ia menumpahkan air dari dalamku untuk membuat secangkir susu hangat baginya. Hari-hariku berlangsung dengan indah, di mana hari lepas hari pemilikku amat menghargai keberadaanku. Aku berfungsi dengan baik, aku menjalankan tugasku sebagaimana mestinya, menjaga suhu air tetap panas.
Belajar dari Ilustrasi Termos Air
Seperti termos air, manusia juga diciptakan untuk melakukan sesuatu. Sesuatu yang seharusnya merupakan rencana Allah yang begitu unik kepada setiap kita. Ia tahu apa yang terbaik, dan lebih dari itu saya juga yakin Ia amat berharap Anda dapat melaksanakan rencana tersebut. Termos air mampu melakukan tugasnya, yaitu menjaga suhu air agar tetap hangat. Apakah kita sebagai ciptaan Allah sudah melakukan tugas kita dengan baik?