Kisah Zakheus
Saya ingin melihat seperti apa Dia. Seorang buta baru saja Dia sembuhkan sebelum datang ke kota ini. Dia itu pasti seorang yang berkuasa dan hebat. Tapi, apakah Dia mau menemui saya? Apakah Dia mau bertemusaya walaupun saya adalah pemungut cukai? Saya juga tidak berani mendekatinya secara langsung. Tapi tak apa-apa, saya cuma mau melihat-Nya saja. Mungkin inilah yang ada di dalam pikiran Zakheus, saat ia tidak berhasil menerobos kerumunan orang karena keterbatasan fisiknya dan kemudian nekat memanjat pohon ara untuk melihat Yesus.
Merenung Kembali Kisah Zakheus
Alasan Zakheus mencari Yesus memang tidak dijelaskan oleh Alkitab, selain bahwa ia ingin melihat Yesus. Yang kita tahu dengan jelas, hatinya sangat bergembira ketika yang dicarinya Yesus melihat dan menyapa, bahkan mau menumpang di rumahnya. Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita – Lukas 19:6. Ketika mendengar ajakan Yesus ia begitu tertarik dengan suara lembut itu. Zakheus tanpa sadar segera turun dan mengajak Yesus ke rumahnya.
Hidup kita pun selayaknya hidup Zakheus. Kita tinggal dalam kubangan dosa bertahun-tahun tanpa sadar betapa jauhnya kita dari hadapan Tuhan. Ketika ingin kembali, yang kita dapati hanya tatapan mata sirik, penuh dendam, dan asumsi dari orang-orang sekitar. Kita pun jadi takut untuk sekedar membalikkan badan. Tapi di saat itupun Allah bekerja turun tangan. Dengan kasih karunia dan sabda-Nya yang menyejukkan, kita mengajak kita kembali. Kita pun serasa ditarik oleh anugerah Tuhan. Kita merasa diterima apa adanya.
Dan anehnya ketika seseorang menerima kita apa adanya, kita tidak bisa hidup apa adanya lagi. Kita tidak bisa tinggal santai-santai dalam kehidupan kita yang lama. Hati ini berkobar-kobar ingin berubah dan berlari secepatnya ke hadapan Allah. Ini juga yang dialami oleh Zakheus. Saat Yesus bertamu ke rumahnya, dia tidak bisa menahan kehidupan lamanya lagi. Dia berubah secara total. “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin… Dan kiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Sungguh dahsyat perubahan diri Zakheus.
Bagaimana dengan kita? Mungkin kita masih mengintip-ngintip mencari jalan kembali. Mengikuti ibadah diam-diam, duduk di belakang dan ingin segera pulang saat Gereja, berharap tak dikenali. Kita masih segan dan malu untuk kembali ke pada Tuhan. Namun, teman-teman ketahuilah, Allah tetap membuka tangan lebar menantikan teman-teman kembali. Allah bahkan tidak segan untuk berlari mengejar teman-teman untuk mendapatkanmu kembali kepada milik-Nya.
Yesuspun sangat rindu mencari dan menyelamatkan kita. Yesus kini pun tengah mengulurkan tangan-Nya dan mengajak kita mengikut-Nya. Jadi apa jawaban teman-teman? Menerima uluran tangan-Nya yang lembut itu atau berbalik badan pergi menjauh?
sumber gambar : katolisitas