Kita Semua adalah Dewan Perwakilan
Hampir seminggu berlalu semenjak berita tentang kemunculan Ketua dan Wakil Ketua DPR RI, Setya Novanto dan Fadli Zon di antara barisan pendukung Donald Trump, salah satu kandidat calon presiden Amerika Serikat. Dalam rubrik Opini Kompas hari ini, Hamid Awaluddin mempertanyakan kunjungan pucuk pimpinan dewan perwakilan rakyat Indonesia ini. Hamid menekankan masalah besar kalau orang tersebut adalah pimpinan lembaga tinggi negara. Secara tidak langsung, kehadiran mereka adalah sebagai perwakilan puncak negara Indonesia.
Kesadaran Diri itu Penting
Di tahun 2013, salah satu dewan perwakilan Jepang yang juga mantan atlet olahraga bela diri yakni Antonio Inoki juga pernah berhadapan dengan masalah serupa. Tanpa ada persetujuan dan ijin khusus dari parlemen Jepang, anggota dewan Antonio Inoki pergi ke Korea Utara untuk menghadiri serangkaian acara bersama dengan pejabat dan pimpinan negara tersebut. Karena dianggap merusak kehormatan dan kewibawaan dewan, Antonio Inoki dihukum 30 hari pemberhentian anggota dewan, hukuman kedua terberat setelah penghapusan nama anggota dewan. Dari sini kita mengerti bahwa menjadi anggota dewan itu bukanlah hal yang mudah. Semenjak terpilih, sejak hari itu, anggota dewan memiliki tugas dan tanggung jawab, mewakili para konstituen yang telah memilihnya. Segala yang dilakukan bukan lagi menyangkut dirinya sendiri, namun ia juga memiliki tugas mempertanggungjawabkannya kepada orang lain.
Lebih-lebih lagi dengan kasus di Indonesia. Ketua dan Wakil Ketua DPR tentu punya tugas dan tanggung jawab yang berlipat ganda. Mereka mewakili rakyat Indonesia, dan diwaktu bersamaan mewakili badan DPR, badan perwakilan di Indonesia. Sangat disayangkan mereka tidak cukup memiliki kesadaran diri akan hal tersebut. Pada media massa mereka beralasan bahwa sah-sah saja berkunjung ke Amerika. Kesadaran akan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota dewan sekaligus pimpinan DPR sangat rendah, bahkan bisa dikatakan tidak ada.
Kita Semua adalah Dewan Perwakilan Kerajaan Allah
Kembali dalam kehidupan kita masing-masing. Sadarkah teman-teman bahwa kita masing-masing adalah juga dewan perwakilan? Dewan perwakilan kerajaan Allah di muka bumi. Seperti yang dikatakan Paulus dalam Filipi 3:20, “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga,” kita adalah dewan perwakilan kerajaan sorga di bumi ini! Oleh sebab itulah kita musti sadar akan tugas dan tanggung jawab yang diemban dan wajib melaksanakannya. “Jadi kami ini adalah utusan-utusan (duta besar) Allah…” (2 Korintus 5:20).
Kita hidup di dunia ini tidak hanya asal hidup, tanpa tujuan yang jelas. Kita semua patut dan wajib melaksanakan tugas sebagai dewan perwakilan Kerajaan Allah di dunia. Tugas itu antara lain menyatukan dan mengharmoniskan sesama manusia dari perbedaan yang ada, menciptakan perdamaian di antara orang-orang, mengasihi satu per satu tanpa pilih kasih, memberikan pertolongan atau nasihat pada orang yang membutuhkan, dan setia melayani dan memberikan diri sepenuhnya pada kegiatan kemanusiaan.
Hendaknya kita jangan cuma mencemooh atau menyindir anggota dewan saja. Namun lebih dari pada itu, mari kita belajar dan memupuk kesadaran diri akan siapa diri kita. Sebab sebelum menjadi ketua kelas, ketua RT/RW, lurah, camat, bupati, walikota, anggota dewan, atau presiden sekalipun, kita sebenarnya adalah dewan perwakilan kerajaan Allah di muka bumi ini. Adakah kita menyadari hal tersebut? Atau malah acuh dan malah bertindak sesuka hati?
Bahan bacaan: Koran Kompas, Huffington Post 1, Huffington Post 2
Sumber gambar: http://tstamman.com/