LIFE IS BEAUTIFUL (… if God is in it)
Saya ingin membagikan renungan mengenai kehidupan, yang saya kutip dari salah seorang kakak rohani saya, Kak Alex Nanlohy.
Berkatalah Musa kepada-Nya: “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami,aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?” Keluaran 33:15-16
Beberapa tahun yang lalu, saya tertawa dalam hati ketika melihat seorang pemuda menggunakan T-Shirt dengan tulisan “Masa kecil bahagia, masa muda foya-foya, tua kayak raya, mati masuk surga”. Wow… indah sekali hidup ini pikir saya kalau apa yang dituliskan di T-Shirt itu bisa menjelma menjadi kenyataan. Kalau memang ada hidup yang seperti itu, saya pasti akan menjadi orang yang pertama kali mendaftar untuk ikutan. Sayangnya hidup tidak selamanya “seindah” itu.
Ada berbagai macam pandangan tentang hidup yang saya temui di dalam pengalaman pelayanan saya selama ini, khususnya ketika bertemu dengan siswa dan mahasiswa. Dan juga, menarik sekali, ketika menyadari bahwa secara sadar ataupun tidak, pandangan tentang hidup tersebut kemudian mempengaruhi (membentuk) perilaku atau pola hidup dalam keseharian mereka.
Saya pernah bertemu dengan mahasiswa yang merasa hidup ini begitu hampa, sehingga di setiap kesempatan dia selalu mencoba mengisi hidupnya dengan berbagai hal yang memuaskan hatinya. Tidak sedikit orang yang menghabiskan hari-hari hidupnya untuk mengejar apa yang dia pikir bisa mengisi kekosongan yang ada di dalam dirinya. Ada yang mengejar harta, pendidikan, status sosial, kedudukan, pekerjaan tertentu, kenikmatan, dan lain-lain bentuk pemuasan diri. Berjuang untuk menemukan jati diri. Ketika mereka tidak mencapai apa yang mereka inginkan, mereka menjadi sangat kecewa dan depresi. Ada juga mereka yang merasa hidup ini tanpa arti (meaningless), sehingga terlihat sangat pesimis menghadapi hari-hari hidup mereka. Bahkan ada yang pernah sampai mencoba bunuh diri. Melihat kenyataan seperti ini, pertanyaan “Benarkah hidup ini indah?” kembali bergema di pikiran saya.
Perkataan Musa di dalam Keluaran 33 di atas merupakan suatu bagian yang menarik untuk kita renungkan dalam rangka menghayati indahnya hidup ini. Jika kita perhatikan konteks bagian Alkitab tersebut, kita melihat peristiwa Anak Lembu Emas di bagian sebelumnya (Keluaran 32). Tuhan murka dan membinasakan Israel karena pemberontakan mereka (…dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu. Kel 32:27). Dan setelah itu, Tuhan menawarkan kepada Israel untuk memasuki tanah Kanaan, tanah yang berlimpah susu dan madu itu, tapi bukan Tuhan yang akan berjalan bersama dengan mereka.
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah, berjalanlah dari sini, engkau dan bangsa itu yang telah kaupimpin keluar dari tanah Mesir, ke negeri yang telah Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub, … Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu dan akan menghalau orang Kanaan, orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus — yakni ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu. Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan.” (Kel 33:1-3)
Dalam konteks inilah kita menghayati permohonan Musa di dalam Keluaran 33:15-16. Bagi Musa yang paling penting bukan hanya memasuki tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madu. Bagi Musa penyertaan Tuhanlah yang paling penting dalam kehidupan umat Israel. “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.“ (Kel 33:15)
Hidup kita menjadi indah, bukan hanya karena kita menemukan atau memperoleh apa yang kita inginkan. Keindahan hidup yang Alkitab gambarkan dalam bagian ini, bukanlah keindahan karena mencapai hal-hal yang dianggap dunia berharga, tapi keindahannya terletak di dalam relasi kita dengan Tuhan. Dia adalah Bapa kita, Dia yang memiliki hidup kita, Dia-lah yang seharusnya menjadi kebahagian kita yang utama ketika berjalan di dalam hidup yang singkat ini. Indahnya hidup ini, bukan karena apa yang kita capai, tapi bersama siapa kita mencapainya. Di sinilah seharusnya kita mengukur apa arti kegagalan ataupun kesuksesan hidup kita. Sukses bukan hanya masalah apa yang sudah kita capai, tetapi sukses adalah ketika kita boleh tetap berjalan bersama dengan Tuhan. Sehingga waktu kita mencapai yang kita inginkan, boleh tetap ingat Tuhan yang telah menolong kita, dan sekalipun kita gagal untuk mencapainya tetap ingat bahwa Tuhan mengasihi kita dan ada bersama kita. Itulah kesuksesan yang sejati. Sebaliknya, kegagalan adalah ketika kita hidup tanpa Tuhan. Meskipun kita mencapai segala sesuatu yang kita inginkan, tetapi jika Tuhan tidak ada di dalamnya, semuanya hanya sia-sia belaka. Yesus mengingatkan murid-muridnya, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?” (Luk 9:25), “…sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:5)
Life is Beautiful if God is in It
Relasi dengan Tuhan seharusnya menjadi prioritas penting dalam kehidupan orang percaya. Hal ini diwujudkan dalam kerinduan untuk taat kepada kehendakNya. Melalui membaca dan merenungkan FirmanNya setiap hari, doa, dan persekutuan orang percaya, kita ditolong untuk memahami kehendakNya dalam kehidupan kita. Penting sekali bagi kita untuk tidak mengabaikan hal-hal ini.
Permohonan Musa kepada Tuhan di Keluaran 33 ini, perlu kita teladani dalam hidup sebagai mahasiswa Kristen. Doa Musa ini seharusnya menjadi permohonan kita juga senantiasa. Masa mahasiswa adalah masa yang penuh dengan idealisme dan juga masa peng”kristalan”an nilai-nilai hidup. Mungkin sekali sebagai mahasiswa saudara juga punya sederetan kerinduan seperti: menjalani study dengan baik, nilai yang bagus, dapat pacar yang cocok, lulus tepat waktu, dapat kerjaan yang terbaik, dan seterusnya. Banyak hal yang biasanya ingin dicapai ketika. Tapi marilah kembali mengingat prinsip penting yang kita pelajari dari bagian ini, “Life is beautiful if God is in it”.
Di bawah ini, saya coba menuliskan kembali syair lagu yang mengingatkan akan kebenaran ini.
Sumber gambar : facebook
2 thoughts on “LIFE IS BEAUTIFUL (… if God is in it)”