Masih Jauh Ya?
“Masih jauh ya?” adalah sebuah pertanyaan yang kerap kali adik saya dan saya ajukan ketika bepergian bersama dengan papa sewaktu kecil. Ketidaktahuan mengenai tempat yang akan dituju dan rasa ingin tahu yang besar akan membuat siapa pun melontarkan pertanyaan ini: Masih jauh ya? Jika Anda sudah mengetahui tempat yang akan dituju, Anda akan tenang saja melihat jalan-jalan yang ditempuh. Anda juga tahu persis apakah tujuan masih jauh atau sudah dekat.
Perjalanan Masih Jauh
Masih Jauh ya Tuhan?
Selanjutnya, jika Anda tidak memiliki rasa ingin tahu yang besar, mungkin Anda akan lebih memilih tidur atau melakukan hal lainnya.Di dalam Alkitab, saya juga menemukan hal-hal seperti ini. Pertanyaan yang sama mungkin sering kali diajukan oleh Bangsa Israel kepada Musa. Sebelum menyelamatkan mereka dari perbudakan dan memimpin mereka keluar dari Mesir, Musa memberitahu mereka bahwa Tuhan akan memimpin mereka menuju ke “negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya” (Kel. 3:8). Perjalanan panjang selama 40 tahun di padang gurun adalah perjalanan yang harus mereka tempuh. Pengembaraan ini bukanlah pengembaraan biasa. Mereka bukannya tersesat dan kehilangan arah, melainkan dibiarkan mengembara demi suatu maksud, seperti dituliskan : ” Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.”(Ul. 8:2)
Setelah 400 tahun hidup di bawah perbudakan, umat Israel perlu mengarahkan kembali hati, jiwa, dan pikiran mereka kepada Allah. Bangsa Israel memang benar telah keluar dari Mesir, namun Mesir belum keluar dari hati mereka. Perjalanan yang panjang di padang gurun adalah metode yang Allah pakai untuk mempersiapkan mereka menempuh kehidupan yang baru dengan tertuju kepada Allah semata. Di dalam perjalanan itu mereka belajar percaya dan berserah kepada Allah, untuk melakukan perintah-Nya, serta belajar berbagai ketetapan atau aturan-aturan. Perjalanan yang kelihatannya sulit dan kejam, namun Allah selalu ada dan menuntun mereka sepanjang empat puluh tahun.
Di dalam kehidupan ini, terkadang kita juga merasa mengembara ke sana kemari. Kita merasa tersesat dan kehilangan arah. Padang gurun ini kadang membuat kita merasa hampir putus asa. Kita sering bertanya kepada Allah, “Masih jauh ya?” Di saat-saat seperti ini, kita harus kembali mengingat bahwa perjalanan ini jauh lebih penting, bukan hanya tempat tujuan kita semata. Dia menggunakan perjalanan kehidupan ini untuk menguji kita, mengajarkan kerendahan hati, dan menunjukkan apa sesungguhnya yang ada di dalam hati kita.
Di dalam setiap perjalanan yang saya tempuh bersama dengan papa, saya merasa begitu aman dan tentram. Mengapa? Karena saya percaya penuh kepadanya? Ia tidak akan mungkin merancangkan hal buruk di dalam kehidupan saya. Percaya penuh kepada Allah akan membuat kita dapat melalui perjalanan hidup ini dengan lebih tenang dan dipenuhi ucapan syukur.
Sumber Gambar : BlogSpot