Mawar yang Berduri
Mawar begitu indah. Warna-warnanya sedemikian menawan dan menarik hati. Banyak negara yang menjadikan mawar sebagai bunga nasionalnya. Banyak mawar yang diletakkan di sudut-sudut ruangan kantor, rumah sakit, dan tempat-tempat lainnya. Banyak juga orang yang menghadiakan mawar sebagai tanda kasihnya pada orang lain. Awalnya saya bertanya, mengapa mesti mawar? Dibawah kelopaknya yang indah dan menarik itu, ada duri tajam yang bisa melukai siapapun. Tapi sampai kini, mawar masih tetap identik dengan bukti kasih sayang kepada orang lain. Masih sering diberikan. Masih sering dipajang di rumah.
Kelopak mawar sangat indah, namun sekaligus sangat rentan. Bila ada gangguan sedikit saja, maka kelopak bunga itu akan rusak dan jatuh ke bawah. Serangga jelas sekali menyukai kelopak bunga mawar, dan ingin sekali hinggap di sana. Saat itulah, kelopak bunga yang indah itu bisa jadi rusak dan jatuh ke bawah. Di sinilah kegunaan duri mawar. Duri yang tajam itu mencegah serangga untuk hingga di atasnya, semata-mata untu melindungi kelopak yang indah itu.
Saya semakin terpesona dengan filosofi yang ada di bunga mawar. Di balik semua keindahan sekaligus duri yang tajam itu, Tuhan Allah ingin menunjukkan kasih yang sesungguhnya. Kasih bukanlah selalu memenuhi keinginan, bukanlah selalu baik dan menyetujui tindakan apapun. Misalnya, orangtua yang selalu mengiyakan permintaan temannya. Teman yang selalu membantu untuk memberikan contekan. Atau keluarga yang tidak pernah menegur satu sama lain. Ini jelas-jelas bukan kasih.
Kasih yang sebenarnya akan menuntun kepada kehidupan yang lebih baik. Dengan cara apa? Mungkin terkadang dengan cara keras dan tidak menyenangkan. Akan ada nasihat keras yang terlontar. Mungkin akan ada saatnya kita ditegur habis-habisan. Namun itulah kasih yang sebenarnya. TeguranĀ itu akan mengingatkan kita, bahwa kita sedang salah mengambil jalan. Nasihat itu akan membantu kita memilih jalan yang lebih baik.
Begitulah yang diperbuat Tuhan Allah di dalam hidup ini. Kasihnya begitu besar sampai ia tidak mau membiarkan seorang pun hidup melenceng dari rencananya. Tuhan akan memberikan teguran dan nasihat kepada manusia, agar manusia kembali ke jalannya. Bila mendapatkan teguran, sudah seharusnya kita sadar akan kesalahan ini, dan berusaha untuk menjadi lebih baik.
Itulah mawar, dibalik keindahan kasih dan pemberian yang seakan tiada habisnya, ada juga saat-saat “tajam”, teguran yang keras dan nasihat yang terlontar, semata-mata agar hidup ini menjadi lebih baik dan teratur, sesuai dengan rencana-Nya yang mulia.