Melakukan Kehendak Allah
Di Jepang, Natal identik dengan keriangan dan perayaan. Hampir di setiap toko dan supermarket, ornamen dan perhiasan natal di pajang. Lagu-lagu natal pun dilantunkan tak henti sepanjang hari. Restoran dan toko makanan menyediakan menu spesial natal. Toko-toko pernak-pernik pun menjual barang khusus edisi natal. Harga-harga pun dibanting murah saat natal tiba. Intinya: Natal adalah sukacita dan kesenangan. Tapi tahukah teman-teman kalau natal pertama jauh dari kata gembira dan sukacita?
Saat Natal pertama, suasana Betlehem sama sekali tidak “gembira” dan “sukacita”. Suasananya malah makin mencekam. Tangis dan ratap membahana, memenuhi seluruh malam yang dingin seantero Betlehem. Itu karena Herodes menyuruh membunuh semua anak di Betlehem yang berumur dua tahun ke bawah. Herodes takut akan kelahiran seorang raja baru yang kali-kali dapat meruntuhkan kekuasaannya kelak.
Natal : Tantangan untuk Melakukan Kehendak Allah
Tapi jauh-jauh hari sebelum Yesus lahir, Maria dan Yusuf pun sudah turut merasakannya. Natal, kedatangan Allah ke dalam dunia tidak serta-merta membawa sukacita dan kesenangan. Natal menuntut Maria dan Yusuf untuk berani meninggalkan kesenangan dan kenyamanan hidup, berani berkorban, demi membayar “harga” sebuah natal.
Meskipun banyak penderitaan dan kesusahan yang Maria dan Yusuf alami, mereka sesungguhnya juga merasakan anugerah tak terkira. Mereka bisa menjadi “orangtua” yang mengasuh dan merawat bayi Yesus. Mereka juga adalah saksi pertama yang melihat karya keselamatan Allah digenapi di dunia. Suatu anugerah dari Allah Bapa yang sungguh amat indah.
Natal harusnya mengingatkan kita akan penderitaan, kesusahan, dan kesengsaraan yang mungkin kita alami ketika melakukan kehendak Allah. Tapi anugerah dan berkat Natal pun jangan dilupakan. Allah selalu punya rencana yang indah bagi kita semua.
Maria dengan penuh kesadaran menerima rencana dan melakukan kehendak Allah. Dia tahu hari-hari ke depannya tidaklah mudah, justru semakin sulit. Tapi di dalam hati kecilnya dia tetap menantikan pengharapan dan berkat dari Allah dinyatakan dalam dirinya. Maukah kita seperti Maria, rela melakukan kehendak Allah segenap hati?
Saya akan menutup renungan kita kali ini dengan sebuah lagu berjudul “Kabar dari Sorga”.
Sebuah kabar dari surga dinyatakan pada Maria
Sebuah kabar sukacita tentang penebusan manusia
Meski tak seindah yang dibayangkannya
Namun dengan setia ia berkata
Aku ini hanyalah seorang hamba
jadilah seperti yang dinyatakan dan diinginkan Bapa
Seperti Maria mendapat karunia
Pakai hidupku menjadi alat-Mu
Membawa berita di tengah dunia
Menyatakan jalan-Mu, Engkau Yesus Tuhanku
Sumber gambar: Malaikat mengunjungi Maria, Maria dan Yusuf menuju Betlehem