Melihat ketika Percaya
Bicara mengenai tujuan hidup maupun tujuan Allah di dalam hidup sering membuat kita menjadi bingung. Bagaimana saya memenuhi tujuan hidup saya? Dengan melakukan segala sesuatu sesuka hati? Atau dengan berbuat yang terbaik? Saya masih bingung dengan tujuan hidup saya, apakah Allah bisa memberikan sedikit tanda supaya saya dapat mempercayai-Nya? Apakah Allah memang tidak berniat untuk memberikan informasi mengenai tujuan hidup saya?
Sebuah paradigma yang salah jika kita tidak percaya bahwa Allah memiliki tujuan bagi hidup kita. Atau merasa Allah telah menyembunyikan atau tidak mengizinkan kita untuk mengetahuinya [mengetahui tujuan hidup]. Kita membutuhkan sebuah paradigma yang baru: “Aku akan melihatnya ketika aku mempercayainya.” Sebuah paradigma atau cara berpikir, bahwa kita akan melihat ketika percaya.
Kita akan Melihat ketika Percaya
“Saya baru percaya setelah saya melihatnya!” adalah prinsip bagi mayoritas orang-orang. Ini jelas berkebalikan dengan prinsip Kerajaan Allah, apalagi mengenai tujuan Allah bagi hidup kita. Kita membutuhkan perubahan paradigma–cara baru untuk memandang kenyataan–sebelum kita dapat melihat dan mengerti apa yang sedang Allah kerjakan dalam hidup kita.
Daud sudah memiliki paradigma ini. Apa yang dia lakukan selaras dengan tujuan Allah bagi hidupnya. Mazmur 139:14-16 mengatakan, “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya”
Mazmur ini memberitahukan kita bagaimana Daud memandang hidupnya, sekaligus menasihati kita bagaimana kita memandang hidup ini. Allah telah menulisnya dari awal sampai akhir. Menemukan dan mencapai tujuan dimulai dari bagaimana cara kita memandang hidup dari sudut pandang Allah dan bukan sudut pandang kita.
Sebagai seorang penulis dan seorang yang muda, saya tidak dapat memberikan penjelasan rinci bagaimana Allah dapat mengubah setiap pengalaman kelam atau kekalahan di masa lalu dan masa kini masuk ke dalam tujuan Allah bagi hidup Anda. Namun, saya mempercayai lima hal berikut:
1. Kita tercipta karena suatu alasan atau tujuan.
2. Kita adalah bagian dari rencana penciptaan Allah. Dan Allah menciptakan kita dengan suatu tujuan.
3. Tujuan Allah itu dapat dicapai melalui sebuah proses yang terus-menerus.
4. Setiap peristiwa dalam hidup ini menambah kemampuan dan daya tahan kita untuk mencapai tujuan Allah dalam hidup kita.
5. Percaya sepenuhnya bahwa Allah sanggup menyelesaikan tujuan-Nya bagi hidup kita.
Sumber gambar: picturequotes.com