Meluruskan Hati
Sejak kecil, saya sering mendengarkan kisah Yunus. Yang paling saya ingat tentunya adalah saat dia berada di perut ikan selama tiga hari. Tuhan memelihara dia di dalam perut ikan, sungguh sebuah hal yang luar biasa! Namun, kisah hidup Yunus ternyata penuh dengan drama dan pelajaran hidup yang penting. Saya ingin membahasnya melalui tulisan ini.
Pentingnya Meluruskan Hati
Setelah dengan keras kepala menolak untuk melakukan kehendak Allah, akhirnya Yunus berkotbah juga di dalam sebuah acara KKR di Kota Niniwe yang mungkin dapat membuatnya menjadi salah seorang misionaris yang paling berhasil pada zamannya. Ketika orang-orang di kota itu bertobat dan berbalik dari kejahatan mereka–dan ketika Allah menyesal dan berbalik dari murka-Nya terhadap mereka–Anda mungkin berpikir Yunus akan bersukacita. Namun sebaliknya, ia marah karena Allah menunjukkan belas kasih-Nya. Mengapa? Karena walaupun Yunus akhirnya menaati Allah dengan melakukan hal yang benar pada tempat yang tepat, hatinya begitu bobrok.
Seperti Yunus, jika kita tidak waspada, bisa jadi kita terlihat “saleh” secara rohani dari luar, tetapi jauh dari Allah di dalam hati kita. Firman-Nya “lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun, ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh” (Ibrani 4:12). Melalui firman-Nya, Allah melakukan yang terbaik, membuang keserakahan, ketidakjujuran, kebencian, kesombongan, dan sifat mementingkan diri sendiri yang hidup dalam dasar hati kita yang paling dalam. Ia [Tuhan] akan meluruskan hati kita yang awalnya bengkok dengan kasih-Nya.
Jadi, Roh Kudus menegur Anda dan bertanya tentang sikap buruk Anda, mari kita dengarkan dengan seksama. Serahkan hati dan pikiran kita dan perkenankanlah Dia mengubah Anda sepenuhnya, dimulai dari dalam hati. Membuat hati kita menjadi tulus melakukan segala hal yang ia ingin lakukan dalam hidup ini, meskipun terlihat begitu sulit dan mustahil.