Memberi Dampak Bagi Dunia
“…TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, …”(Ulangan 28:13-14).
Dunia periklanan dan media massa hari-hari ini meraup untung yang amat besar. Perusahaan-perusahaan sekarang menganggarkan lebih dari 15% dari biaya produksi hanya untuk membuat iklan/promosi tentang produknya. Saya sampai terkejut begitu mengetahui perusahaan pemroduksi obat sakit kepala sampai harus membayar lebih dari 2 miliar rupiah per bulannya hanya untuk promosi, sedang harga obatnya sendiri tidak lebih dari 2 ribu rupiah. Sungguh fantastis! Luar biasa! Tetapi ini tak seberapa bagi perusahaan, mengapa? Karena dampak dari promosi inilah yang diincar. Akan jauh lebih banyak orang yang tahu obat ini, membelinya, dan akhirnya memberikan keuntungan. Tak apa mengeluarkan biaya besar, asalkan dampaknya sebanding bahkan lebih.
Memberi dampak berarti membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya (KBBI). Seperti halnya perusahaan, Allah juga telah membayar mahal untuk keselamatan kita melalui kematian anak-Nya di kayu salib. Allah berharap ada dampak dari kita, orang-orang percaya yang telah diselamatkan. Dampak yang sebanding―bahkan lebih. Menjadi sarana promosi Allah di dunia adalah suatu kebanggaan sekaligus wujud ucapan syukur kita―akan anugerah keselamatan yang telah kita terima.
Untuk memberi dampak, kita tidak mungkin menjadi orang yang biasa-biasa saja. Terang akan lebih berguna jika ia diletakkan di kaki dian [tempat yang tinggi]dibandingkan di lantai [tempat yang rendah]atau di bawah gantang [tempat yang tertutup] (bdk.Mat 5:15). Dengan menjadi pemimpin atau kepala, dampak kita sebagai orang percaya jauh lebih luas. Dan potensi untuk berdampak akan semakin besar jika kita berada di posisi-posisi penting di dalam masyarakat. Dan tidak dapat dipungkiri, kabar Kerajaan Allah akan lebih mudah diberitakan oleh bos perusahaan melalui kebaktian atau sharing dibandingkan oleh pegawai biasa. Benar bukan? Tetapi Ini bukan berarti menganggap ringan orang-orang percaya yang lainnya. Namun, alangkah baiknya jika kita mau dan berusaha memberi dampak semaksimal yang kita mampu.
Memberi dampak itu susah-susah gampang. Mengapa? Gampang, karena Allah sendiri telah menjanjikan kepada kita untuk menjadi kepala―menjadi pemimpin, dan bukan menjadi ekor atau bawahan (Ul 28:13). Tetapi juga susah karena kita harus tetap berusaha dan ada harga yang harus dibayar oleh kita pribadi, seperti waktu, tenaga, dan pikiran. Marilah kita menjadi pribadi-pribadi yang memberi dampak bagi orang lain, lewat pikiran, perkataan, dan perbuatan kita. Apapun bentuk aktivitas kita, baik belajar, bekerja, maupun melayani, tetaplah menjadi teladan. Kita akan menjadi berkat dan nama Tuhan akan dipermuliakan. Kabar sukacita tentang Kerajaan Allah akan lebih luas tersebar. Mari memberi dampak bagi dunia
Kumau bercahaya,bermegah dalam Dia,
menyaksikan kemurahan Tuhan,
menc’ritakan perbuatan Tuhan.
Jadi, bagaimana dengan kehidupan Anda? Apakah hidup Anda sudah berdampak bagi dunia ini? Apakah hidup Anda sudah menjadi media promosi yang ampuh bagi Kerajaan Allah di dunia ini?
Renungan ini menjadi Artikel Utama Warta Jumatan PMK-ITB tanggal 11 Maret 2011, dengan judul Dampak=Ep=mgh.