Memberi Kesan
Kunjungan Barack Obama dan istrinya ke Indonesia telah memberi kesan yang amat besar bagi rakyat Indonesia. Kunjungan yang amat berkesan, meskipun kurang dari satu hari, sejak kedatangannya hari Selasa, 9 November 2010 sore hingga kepergiannya esok siangnya. Pidatonya di Istana Negara dan Balairung Universitas Indonesia telah menyihir hampir sebagian besar penduduk Indonesia, melalui serangkaian penggunaan Bahasa Indonesia dan pujian bagi keragaman dan toleransi yang berlangsung di Indonesia. Sejenak kita dibuat merasa bangga menjadi Indonesia.
Begitu pula dengan kunjungan Tuhan Yesus bagi para murid-Nya, hanya dengan memanggil, Simon dan Yohanes langsung meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Yesus. Begitu pula dengan Saulus yang berubah drastis sejak pertemuan tidak langsungnya dengan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus memiliki wibawa yang jauh melebihi manusia manapun di dunia ini, memberikan kesan yang amat mendalam dalam hidup mereka. Mengubah manusia menjadi orang yang baru, bahkan berbeda sama sekali, menjadi baik, dari yang sebelumnya jahat. Menjadi putih salju dari yang sebelumnya merah kirmizi.
Yesus sudah mengunjungi hidup kita, jauh sebelum kita menyadarinya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kunjungan Yesus itu sudah memberi kesan di dalam hidup kita? Hanya kita sajalah yang mengetahuinya. Yesus rela turun ke dunia, mati, dan bangkit kembali untuk menyelamatkan kita. Kesan itu baru akan kita peroleh begitu kita mau menerima kedatangan-Nya. Bukalah hati kita untuk membiarkan kesan itu masuk ke hati kita, lalu secara perlahan mengubahkan hidup kita, menjadi pribadi yang baru dan berkenan bagi-Nya.
Biarkanlah Yesus datang ke dalam hidupmu. Buka hatimu, terima kedatangan-Nya, dan rasakan kesan yang Ia berikan.
Renungan ini menjadi Artikel Tambahan Warta Jumatan PMK-ITB tanggal 12 November 2010, dengan judul “Memberi Kesan”.