Memilih Kehidupan di dalam Tuhan
Musa sudah mengetahui bahwa waktunya sebagai pemimpin Bangsa Israel akan segera habis. Perjalanan hidup yang panjang sejak kecil bersama dengan Allah telah memberikan gambaran yang jelas mengenai janji Tuhan bagi dirinya dan bagi bangsanya. Memimpin sebuah bangsa yang besar hampir seorang diri nyatanya tidak pernah membuat keyakinan imannya luntur. Ia malah semakin teguh dan yakin akan penggenapan janji Tuhan, meskipun ia tahu bahwa dirinya tidak akan membawa bangsa Israel masuk ke negeri yang akan diberikan Allah.
Memilih Kehidupan di dalam Tuhan
Mari kita sejenak melihat perjalanan Musa, ia lahir dan diselamatkan dari ancaman pembunuhan besar-besaran. Dibesarkan oleh Putri Firaun, hingga akhirnya ia menyelamatkan umat Israel dari perbudakan Mesir. Tuhan memelihara hidup mereka selama perjalanan di padang gurun sampai mereka tinggal menetap di Tanah Perjanjian. Lama sebelum umat Israel memasuki Tanah Perjanjian itu, Tuhan sudah mempersiapkan kehidupan yang berkelimpahan bagi mereka di “Suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya,” (Keluaran 3:8).
Kebutuhan hidup secara material sudah dijamin oleh Tuhan bagi umat Israel di Tanah Perjanjian. Namun, ada satu hal yang tidak dapat dipastikan oleh Tuhan, yaitu kehidupan rohani mereka. Tuhan menginginkan orang-orang yang telah menerima keselamatan itu tetap setia dan taat kepada-Nya. Namun, setiap orang adalah manusia yang memiliki kehendak bebas, yang bebas membuat pilihan atau keputusan secara sadar.
Inilah yang dilakukan Musa menjelang akhir hidupnya. Ia mengingatkan bangsanya untuk “mengasihi Tuhan” yaitu dengan “hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan, dan peraturan Tuhan.” (Ulangan 30:16). Tujuannya hanya satu, yaitu supaya mereka “hidup dan diberkati oleh Tuhan.” Perintah Musa itu menuntut kesetiaan dan ketaatan umat kepada Tuhan. Pilihan atau keputusan untuk mengasihi Allah memastikan adanya berkat dan kehidupan bagi umat Israel sendiri sampai kapanpun.
Ini juga menjadi janji Tuhan dalam kehidupan kita. Berkat dan kehidupan hanya ada dalam relasi yang baik antara umat (kita) dengan Tuhan. Saat kita mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan, berkat dan kehidupanakan dicurahkan ke kehidupan kita. Sedangkan ketika hati kita berpaling dari Tuhan dan menjauh dari-Nya, maka kutuk dan kematian yang akan datang.
Sebuah perintah sekaligus sebuah pilihan Musa berikan kepada umat Israel. Memilih kehidupan atau memilih kematian. Memilih kehidupan di dalam Tuhan, dengan mengasihi-Nya dengan taat dan setia. Memilih kematian dan binasa saat hidup jauh dari Tuhan. Sebuah pilihan yang juga diberikan kepada kita hari ini.