Memiliki Sikap Empati
Empati sangat berbeda dengan simpati. Kita cenderung menganggap sama atau mirip kedua hal ini, namun nyatanya dua tindakan ini memiliki makna dan pengertian yang sangat berbeda. Menurut kamus grammarist, empati adalah saat Anda merasakan sama seperti yang orang lain rasakan. Jika Anda mendengarkan kisah sedih dan mengenang kisah serupa yang Anda pernah alami, Anda memiliki kemampuan untuk empati. Simpati lain lagi. Anda merasa iba atau kasihan karena orang itu mengalami peristiwa tragis, namun Anda tidak merasakan perasaan yang serupa. Merasakan atau tidak, inilah yang menjadi poros pembeda antara empati dan simpati. Empati turut merasakan, simpati tidak.
Theresa Wiseman seorang pakar bidang keperawatan menuliskan empat atribut empati.
- Melihat dunia seperti bagaimana orang lain melihatnya. Mampu memahami dan mengerti situasi dan kondisi yang orang lain alami.
- Tidak memberikan pendapat atau penilaian. Pendapat atau penilaian yang menghalangi sikap untuk empati dan itu adalah salah satu usaha menahan diri agar tidak larut dalam perasaan yang orang lain alami.
- Memahami perasaan orang lain.
- Mampu menyampaikan pemahaman kita dengan tepat. Tidak menggunakan kata-kata seperti, “Ya untung saja hanya seperti itu…”, “Tidak apa-apa yang penting masih beruntung…” Tapi lebih mengutamakan perasaan orang itu, misalnya dengan berbicara, “Sepertinya kamu ada di masa sulit. Saya bersedia mendengarkan kisahmu lagi, dan saya senang Anda mau menceritakannya padaku”
Memilih untuk Bersikap Empati
Video di atas menunjukkan kepada kita makna empati yang sebenarnya. Ketika orang jatuh ke dalam ruangan gelap dan berkata saya terjepit dan tidak berdaya, orang yang empati adalah orang yang tidak hanya berkata “saya mengerti perasaanmu” saja, namun dia juga turun ke tempat gelap itu. Dia kemudian menghibur, “Kamu tidak sendirian, ada saya disini.”
Sebaliknya simpati adalah seperti orang yang berteriak dari atas, “Aduh kelihatannya gelap yah di sana. Apakah kamu mau makanan?” Simpati adalah sikap menahan diri, tidak mau turun dan merasakan penderitaan yang sama.
Berempati adalah pilihan yang sangat sulit, pilihan yang juga sangat berbahaya. Maksudnya adalah ketika kita memilih empati dengan orang lain, kita tidak bisa hanya mendengarkan kisah orang tersebut. Kita harus juga membuka diri, mengorek-ngorek kembali perasaan-perasaan sedih, kecewa, mengenang kembali peristiwa-peristiwa tragis yang sangat menyiksa. Suatu pilihan yang hanya akan membuat Anda menderita dan tersiksa jika tidak dipikirkan matang-matang.
Empati adalah sikap yang sangat luhur, sikap yang dibutuhkan oleh setiap orang. Sikap yang bisa menghibur, mengangkat, dan menyembuhkan kembali orang yang telah terluka dan tersakiti. Namun, ingat empati juga adalah pilihan berbahaya. Jika Anda tidak siap berempati dan tidak betul-betul memikirkannya, yang tersisa hanyalah luka-luka yang sudah mengering itu kembali tersayat dan terkena air garam.
Sumber gambar: conversationagent, bigthink
Sumber video: Youtube