Mengabaikan Kesempatan
Seorang gadis di suatu daerah bermaksud bunuh diri dengan cara terjun dari gedung yang tinggi. Anehnya, sebelum bunuh diri ia menelepon seorang reporter televisi. Sang reporter diminta untuk merekam adengan bunuh diri tersebut dan menayangkannya di siaran berita. Celakanya, reporter itu setuju. Bersama seorang juru kamera, mereka merekam adegan bunuh diri tersebut. Tentu saja terjadi kehebohan besar di daerah tersebut. Kedua orang tersebut dikecam karena tidak mencoba mencegah sang gadis untuk bunuh diri. Namun keduanya berkelit, “Apa salah kami? Kami tidak menyuruhnya melakukan tidakan itu, kami hanya melakukan pekerjaan kami. Dan gadis itu yang meminta kami berdua.” Jelas kedua orang ini bersalah karena tidak berbuat apa-apa! Mereka punya kesempatan untuk menyelamatkan nyawa, tetapi diam saja. Ia memang tidak melakukan tindakan kriminal, ia jahat justru karena tidak berbuat apa-apa. Dengan berdiam diri ia telah mengabaikan kesempatan yang ia punya. Ia potensial tetapi tidak produktif.
Kisah di atas mengingatkan kita kembali, untuk dapat menggunakan kesempatan yang kita miliki. Para pembaca kini mungkin memiliki kesempatan untuk belajar dan memperoleh pendidikan. Atau bekerja di sebuah kantor yang menerima Anda. Atau juga punya kesempatan untuk menyapa dan menunjukkan sikap ramah kepada saudara atau tetangga kita. Namun, ketika Anda berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa berarti Anda mengabaikan kesempatan itu.
Kita selalu diberi kesempatan oleh Tuhan untuk berbuat sesuatu. Sudahkah kita melakukan bagian kita? Ataukah kita diam saja, membiarkan kesempatan berlalu hari demi hari? Jangan abaikan kesempatan, itu adalah kejahatan.