Mengampuni Orang Lain
Hari ini aku belajar beberapa hal tentang pengampunan. Pengampunan berbeda dengan memaafkan. Orang akan lebih mudah memaafkan kesalahan orang dibandingkan mengampuni. Mengampuni memiliki arti yang lebih luas, bukan hanya sekedar memaafkan, namun juga melupakan semua hal. Banyak orang berkata: Forgive, Yes, but Forget, No. Mengampuni orang lain memang sulit dilakukan, apalagi kalau orang itu sampai menyakiti hati kita.
Rasul Paulus mengingatkan kita kembali tentang pengampunan dalam pesan utamanya dalam hubungan manusia. “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Efesus 4:31-32). Apakah anda memperhatikan dia membedakan prilaku yang menghancurkan seperti kepahitan, kemarahan, kegeraman, pertikaian, dan fitnah disatu sisi dan kasih mesra, saling mengampuni disisi lainnya? Maukan anda menyingkirkan rantai penghancur yang mengikat kebebasan anda untuk damai bersama orang lain? Satu kunci untuk membuka rantai itu adalah pengampunan.
Tapi mengampuni tidak mudah bukan? “Bagaimana saya bisa melakukannya?” Rahasianya terletak di dalam ayat ini: “Saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Kita mengampuni sebagaimana Allah telah mengampuni. Bagaimana itu? Jika kita bisa belajar beberapa elemen dalam pengampunan Allah, kita bisa tahu bagaimana kita bisa mengampuni.
Seluruh Kitab Suci terutama berbicara mengenai pengampunan Allah. Allah yang begitu murah hati dan belas kasih. Ia mengampuni kesalahan dan menyingkirkan pelanggaran kita, sejauh timur dari barat: “Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu” (Mazmur 103:14). Dia tahu seperti apa kita, bagaimana kita itu lemah. Dia pernah disini. Dia mengerti.
Pengampunan hanya dapat muncul dari hati yang tulus dan benar-benar ikhlas. Dengan mengampuni seseorang, berarti kita telah menyelesaikan masalah kita dengan orang tersebut, dan membiarkan Tuhan ikut serta dalam menyelesaikan masalah itu. Tuhanlah yang akan menyelesaikan masalah kita dengan orang tersebut. Dengan mengampuni, kita juga melepaskan semua pikiran jahat dan akar-akar kepahitan yang ada di dalam hati kita. Ini akan menciptakan damai sejahtera dan sukacita yang dapat dipancarkan dari hidup kita ke semua orang yang ada di sekitar kita.