Mengandalkan Allah: Sikap Benar Terhadap Penyesalan
“Penyesalan selalu datang terlambat,” cetus banyak orang. Saya yakin, mereka yang telah berbicara seperti itu pasti menyesali apa yang telah diperbuatnya. Mungkin mereka tidak melakukan sesuatu atau melakukan sesuatu namun dengan tidak semaksimal mungkin. Perkataan di atas adalah bukti bahwa manusia memang cenderung lemah dan sering berbuat salah.
“Maklumlah, namanya juga pekerjaan tangan manusia,” pasti ada salahnya. Pemikiran seperti ini akan merusak bila tidak segera dihilangkan dari kehidupan ini. Manusia memang pasti pernah melakukan kesalahan, tapi janganlah melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang kali. Belajarlah dari keledai yang tidak pernah jatuh di lobang yang sama dua kali.
Lantas bagaimana agar tidak membuat kesalahan? Atau minimal mengurangi resiko untuk melakukannya? Tidak ada yang bisa mengetahui masa depan. Begitu pula tidak ada yang bisa mengetahui apakah di kemudian hari dia membuat suatu kesalahan.
Orang Jepang terkenal dengan tingkat ketelitian pengukuran yang amat presisi. Dalam pembuatan chip untuk komputer, dalam ukuran nanometer pun mereka jarang melakukan kesalahan. Ayo kita mencoba melihat rahasia kesuksesan mereka ini.
Mereka cenderung berusaha mengukur sesuatu dengan amat teliti, bahkan sampai menambahkan beberapa faktor lain yang memang tidak dapat ditentukan besarnya. Inilah yang cenderung dilupakan oleh orang kebanyakan, yaitu faktor lain di luar kemampuan mengukur kita, sebut saja faktor X.
Dalam kehidupan ini kita tidak pernah lepas dari pengaruh faktor X ini. Misalnya saja, kita sudah belajar ekstra keras, namun tetap saja mendapat nilai yang kurang memuaskan. Seorang programmer sudah bekerja keras membuat suatu algoritma yang rumit untuk mengerjakan soal, namun tetap saja ada faktor X yang membuat program itu tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Kita tidak akan pernah tahu apa faktor X dalam hidup bersekolah, pekerjaan, keluarga, dan bermasyarakat. Tapi satu hal yang perlu kita ketahui, bahwa kita memiliki Allah yang sanggup menolong kita semua. Menolong menghadapi kemungkinan terburuk dalam hidup karena faktor X itu. Mungkin kita akan mengalami kejatuhan atau penderitaan karena kesalahan kita, tapi tetaplah yakin bahwa Allah tetap bersama dengan kita, dalam keadaan apapun juga. Percayalah itu!
“Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” (Ibrani 13:8)