Mengapa Bersaat Teduh?
Alasan Bersaat Teduh
Alasan pertama adalah teladan Tuhan Yesus. Selama pelayanannya di muka bumi ini, Tuhan Yesus bangun pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap, dan pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa (Mrk 1:35). Karena alasan tertentu, Tuhan Yesus merasa bahwa saat teduh itu lebih penting daripada satu atau dua jam untuk tidur, atau menyembuhkan atau berkhotbah. Jika Tuhan Yesus saja bersaat teduh, apalagi kita.
Alasan kedua, Tuhan merindukan persekutuan dengan kita. Ini adalah suatu hal yang luar biasa, bahwa pencipta langit dan bumi benar-benar menginginkan persekutuan dengan ciptaan-Nya. Raja alam semesta ini ingin menyatakan diri-Nya dan kasih-Nya kepada kita setiap hari.
Alasan ketiga, tanpa bersaat teduh yang teratur, kita tidak dapat bertumbuh dalam iman. Orang-orang saleh yang dipakai Tuhan dari abad ke abad, semuanya mempunyai waktu saat teduh yang teratur. Misalnya: Daniel telah menjadi seorang perdana menteri di sebuah kerajaan besar, tetapi ”tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya” (Dan 6:11). Musa yang bertanggung jawab memimpin 2 juta orang Yahudi dalam perjalanan melewati padang gurun selama 40 tahun mendapatkan kebijaksanaan dan kekuatan melalui waktu yang diluangkan bersama Allah, sebagai saat pertemuan antara 2 orang bersahabat. Daud, seorang tokoh perang dan raja yang terkenal, senantiasa meluangkan waktu bersama Allah. Kitab Mazmur berisi catatan harian saat teduhnya bersama Allah.
Alasan keempat, bersaat teduh membuat kita peka. Mzm 25:14, ”TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya/maksud-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” Hubungan pribadi yang akrab dengan Tuhan akan menimbulkan kepekaan di dalam diri kita terhadap kehendak Tuhan. Kepekaan dan pemahaman akan kehendak Allah akan menghasilkan perubahan sikap dan karakter di dalam kehidupan kita.
Alasan kelima, karena Alkitab itu memiliki banyak manfaat yang penting di dalam kehidupan orang percaya. Dalam 2 Tim. 3:16, diungkapkan beberapa manfaat dari Alkitab, yaitu:
- Mengajar. Apa yang diajarkan oleh Alkitab? Tentu saja kita dapat belajar tentnng Allah yang menyatakan diri, karya dan kehendak-Nya sampai saat ini kepada umat manusia. Kita pun dapat belajar tentang respon manusia, baik yang positif maupun negatif, terhadap Allahnya.
- Menyatakan kesalahan Di dalam Alkitab terdapat kebenaran yang sifatnya universal dan kekal. Oleh karena itu, dengan membaca yang benar (Alkitab), maka kita dapat tahu apa yang salah. Saat teduh mengoreksi kehidupan kita.
- Memperbaiki kelakuan. Dengan mengetahui apa yang salah, maka kita diajak untuk memperbaiki kelakuan kita Tidak hanya kelakuan bahkan, tetapi juga pola pikir dan tutur kata kita juga.
- Mendidik orang dalam kebenaran. Ini adalah fungsi yang tidak kalah pentingnya. Sebagai orang percaya, kita diharapkan untuk setia pada kebenaran dan karenanya berupaya untuk hidup dalam kebenaran itu. Alkitab dapat menolong kita untuk mengenal kebenaran dan mendidik kita untuk setia pada kebenaran.
Sebegitu pentingnya bersaat teduh. Bersaat teduh yang menuntun dan mengingatkan kita setiap hari akan Firman Allah. Bersaat teduh juga yang menegur kita juga akan kesalahan dan kekeliruan yang kita lakukan. Dan masih banyak lagi manfaat saat teduh dalam hidup kita. Oleh karena itu jangan sampai kita melupakan saat teduh atau meremehkannya. Selamat bersaat teduh! Tuhan Yesus memberkati.
sumber gambar : BlogSpot