Mengapa Tidak Memaafkan?
“Kami sudah berpacaran lebih dari setahun. Ikatan emosi kami pun sudah kuat. Hampir setiap hari, dia menyatakan perhatiannya, mengirimi SMS kata-kata cinta dan penyemangat. Tahu- tahu dia menjauh… Hubungan kami mulai renggang. Aku jadi bingung dan panik. Aku sedih dan kecewa berat. Apa sih salahku?”
“Tiba-tiba aku mendengar kabar dari seorang teman, ternyata dia sudah berpacaran dengan cewek lain.”
“Hatiku sakit sekali, mengapa dia tega sekali? Emangnya dia gak mikirin perasaanku?”
“Biarin aja. Oke kamu bilang kalau hubungan ini berakhir. Tapi aku tidak akan memaafkanmu. Aku akan membuatmu merasa bersalah sampai kapanpun. Lihat saja…”
—
Ketika seseorang menyakiti hati Anda–baik sengaja maupun tidak–Anda terkadang tidak memaafkan karena itu terlihat sebagai sebuah penunjukkan diri. Kita menunjukkan diri sebagai orang yang kuat dan tegas. Pilihan lainnya yaitu memaafkan nampak sebagai sesuatu yang nampak lemah dan terlalu murah hati. Memberikan tempat kepada amarah dan penolakan sebenarnya juga mau mengatakan, “Yang terpenting adalah perasaanku–bukan perasaanmu.
Dan karena aku tidak mau memaafkan, maka aku tidak akan menawarkan pengampunan kepadamu, tak ada kesempatan untuk memperbaiki, tidak akan pernah. Apapun yang akan kau katakan, lakukan, atau pikirkan, aku akan terus membenci dan menyalahkanmu. Aku akan menunjukkan bahwa kau akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah kau lakukan kepadaku, dan itu tidak akan pernah terampuni.”
Mengapa tidak memaafkan begitu menyenangkan?
Menurut saya, tidak memaafkan muncul sebagai pilihan yang menyenangkan setidaknya karena dua alasan.
Membuat Anda terlihat kuat dan tak goyah
Tidak memaafkan memberikan Anda kekuatan yang berasal dari rasa sakit. Perasaan lemah akibat sakit itu membuat Anda mengumpulkan kekuatan untuk membalasnya. Ketika Anda tidak memaafkan, Anda berusaha untuk menyakiti orang yang telah menyakiti Anda. Menunjukkan siapa yang lebih berkuasa. Anda berpikir, “Orang yang tidak memaafkan adalah orang yang kuat, sedangkan yang mudah memaafkan adalah orang yang lemah.”
Memberikan kesempatan untuk menyalahkan orang lain atas ketidakmampuan Anda sendiri
Tidak memaafkan memungkinkan Anda menyalahkan orang lain atas ketidakmampuan hal-hal yang menjadi kutukan bagi Anda. Walaupun Anda akhirnya memberikan maaf, namun dengan tidak memaafkan membantu Anda berlindung dari malu. “Sumber dari masalahku adalah dirimu,” demikian Anda berkilah, “Bukan pada diriku. Kamu telah membuatku menderita. Kamu membuatku tidak berhasil dan berada di kondisi ini.” Anda berkilah tidak berdosa dan orang yang telah menyakiti Anda patut mendapatkan semua hukuman.