Mengasihi Orang yang Telah Berbuat Jahat
Mungkinkah mengasihi dan menolong orang-orang yang telah berbuat jahat dan menyusahkan hidup kita? Mungkin. Walaupun harus saya sendiri akui, sangat sulit untuk dilakukan. Mengasihi orang yang sudah berbuat baik kepada kita tentu mudah kita lakukan, namun mengasihi orang yang telah berbuat jahat bahkan menyakiti kita? Butuh keberanian dan sikap besar hati. Di Alkitab, ada kisah Yusuf dan saudara-saudaranya yang bisa menjadi contoh bagi kita.
“Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.” Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya (Kejadian 50 : 21)
Kisah Yusuf, anak Yakub, merupakan kisah seorang tokoh yang patut kita teladani. Sementara banyak orang terus terikat, terbebani dan susah hati dengan luka-luka batin di masa lalu karena perlakuan orang-orang yang berjiwa kerdil, tetapi Yusuf memilih untuk menikmati kelegaan dan kebahagiaan dari TUHAN di dalam hidupnya. Meskipun kakak-kakaknya telah melakukan keburukan kepadanya–menaruhnya di sumur, menjualnya kepada para pedagang, hingga menganggapnya seolah-olah sudah mati–Yusuf tetap bisa melihat kebaikan dan rencana Tuhan dalam hidupnya.
Ketika ia berada pada posisi yang lemah atau tidak berdaya, ia menjadi korban dari perlakuan jahat saudara-saudaranya. Ketika ia diangkat TUHAN menjadi seorang yang berkuasa di Mesir, ia punya kesempatan besar untuk membalaskan kejahatan saudara-saudaranya yang telah menyusahkannya di masa lalu. Namun, ia tidak melakukannya. Ia justru memilih untuk berdamai dengan saudara-saudaranya dan memakai berkat dan kesempatan yang diberi TUHAN untuk memberkati dan menolong mereka. Ia menolong dan menyelamatkan keluarganya sendiri.
Yusuf memiliki hati yang besar. Ia mampu melupakan dan tidak membalaskan kejahatan saudara-saudaranya. Sekiranya ia berfokus pada perlakuan jahat saudara-saudaranya di masa lalu, tentulah ia hanya menghabiskan waktunya untuk mencari kesempatan untuk menghancurkan hidup mereka. Tetapi ia berfokus pada TUHAN yang berkuasa membawanya ke masa depan yang penuh damai sejahtera. Terbukti bahwa ia yang tetap setia kepada TUHAN dan tetap berjalan melakukan kebenaran di dalam pekerjaannya, pada akhirnya diangkat TUHAN menjadi pemimpin dan orang yang dipercayai oleh bangsa lain.
Kita sudah beroleh jaminan pengampunan atas dosa-dosa kita. Kita juga memperoleh keselamatan dari kebinasaan kekal serta hidup kekal dalam surga karena kita telah menerima Yesus Kristus yang telah bangkit itu sebagai Tuhan dan Juruselamat. Menyadari besarnya kasih Allah melalui Yesus Kristus itu, sejatinya kita memiliki hati yang besar seperti Yusuf. Hati yang mampu mengasihi dan menolong orang-orang lain, bahkan yang telah berbuat jahat dan menyusahkan hidup kita.
Sumber gambar: Sarapanpagi.org