Mengharapkan yang Terbaik
Hari ini saya dan mama pergi ke Pasar Senen. Setelah pulang dari gereja dan makan pagi bersama, kami pergi untuk membeli tas untuk mama dan tas untuk saya berkuliah. Kata mama, tas yang mama pakai sekarang sudah terlihat jelek dan ingin diganti dengan yang baru. Apalagi mama memerlukan tas baru karena esok hari akan pergi ke Singapura dan Malaysia. Tas yang sering saya pakai berkuliah juga sudah mulai sobek dan resletingnya sudah agak rusak.
Perjalanan Membeli Tas di Pasar Baru
Untuk menuju ke Pasar Senen, kami menaiki Metro Mini 47 dari Pondok Kopi. Perjalanan dengan menggunakan Metro Mini 47 kembali mengingatkan saya akan pengalaman masa lalu. Sejak kecil, kami (saya dan adik saya) sering diajak mama ke Pasar Baru untuk membeli sepatu. Terakhir kali saya ke Pasar Baru adalah saat saya membeli sepatu baru sebelum pergi ke Bandung untuk berkuliah. Hampir setahun yang lalu, namun kenangan itu masih jelas tercantum di dalam pikiran saya.
Tiba di Senen mama dan saya langsung mencari tas-tas yang sesuai dengan selera dan kebutuhan. Beberapa toko di pinggir jalan kami kunjungi sekedar untuk melihat. Kata mama, tidak ada yang cocok, dan itu saya iyakan. Kemudian, kami masuk ke Pasar Senen dan langsung menuju ke lantai 3, di mana banyak penjual tas. Kami berkeliling dari satu toko ke toko lain untuk mencari tas yang sesuai. Akhirnya, mama memutuskan untuk membeli sebuah tas yang sedang diobral dengan harga yang cukup murah. Menurut mama, tas itu bisa menampung keperluan-keperluan selama dalam perjalanan nanti. Jadi, mama hanya tinggal memegang satu tas saja.
Kami melanjutkan pencarian, kali ini untuk tas mama ke kantor dan tas kuliah saya. Di sebuah toko, mama berhenti dan tertarik akan model sebuah model tas. Namun, warna hitam untuk model itu tidak ada. Untung saja, si penjual mengatakan ada toko lain yang memiliki warna hitam untuk model yang mama sukai itu. Agak sulit rupanya mencari toko yang dimaksud. Ada lebih dari 100 toko lain yang menjual tas. Singkat cerita, kami menemukan toko yang dimaksud, dan mama bisa membeli tas dengan model dan warna yang sesuai dengan keinginan mama.
Setelah itu kami berencana pulang. Kata mama, tas kuliah saya akan mama beli di PGC Cililitan. Mama pernah melihat tas yang bagus di sana. Saat turun naik lift, mama sempat melihat penjual tas di lantai 2. Kami memutuskan untuk naik kembali ke lantai 2. Di sana akhirnya, kami memperoleh tas kuliah yang sesuai selera mama dan saya. Modelnya ringkas dan warna hitam seperti yang kami inginkan.
Saat perjalanan pulang di Metro Mini 47 , mama berkata, “Itulah ya bang, kalau kita berdoa, pasti Tuhan berikan yang terbaik. Sesuai dengan model dan warna yang kita inginkan. Harganya juga dirasa pas dan tidak kemahalan.”
Mengharapkan yang Terbaik
Pengalaman membeli tas di Pasar Senen kembali mengingatkan saya akan kecenderungan seluruh manusia. Mereka ingin apapun yang terbaik. Membeli tas–tas yang terbaik. Membeli sepatu–sepatu yang terbaik. Membeli pakaian–pakaian yang terbaik. Tidak pernah ada ceritanya orang ingin baju yang jelek, sepatu yang sudah rusak, atau tas yang sudah robek. Manusia selalu mengharapkan yang terbaik. Selagi bisa, cari dan pilih yang terbaik. Biar saja keringat mengucur dan lelah dirasa membebani tubuh, yang penting barang terbaik diperoleh dan tidak memberikan penyesalan nantinya.
Yang perlu kita sadari adalah, kalau dalam kehidupan saja kita selalu mengharapkan yang terbaik, apalagi Allah sendiri. Allah juga mengharapkan yang terbaik dari hidup kita. Yang terbaik yang dapat kita berikan kepada-Nya. Ini bukan bicara kuantitas (jumlah dan materi), tetapi soal kualitas (kesungguhan dan ketekunan) kita dalam mengikut Dia. Dan bagi saya pribadi, melakukan apa pun kegiatan kita dengan maksimal dan sungguh-sungguh adalah cerminan bahwa kita memberikan yang terbaik bagi Tuhan.
Semua manusia pasti mengharapkan yang terbaik.
Bagaimana dengan Allah? Ia juga sama.
Apa tanggapan saya ?Ya, Allah.
Saya akan memberikan yang terbaik dari hidup saya bagi-Mu.
Sumber Gambar : biblegodquotes.com