Mengingat Kasih Setia Allah
Beberapa hari yang lalu di suatu acara televisi, saya menonton diskusi panel mengenai cara otak bekerja, khususnya mengenai perbedaan cara mengingat antara pria dan wanita. Para pria biasanya mengingat hal-hal secara klinis dan langsung memisahkan mana hal penting yang perlu diingat atau hal yang tidak terlalu penting. Sebaliknya para wanita mengingat suatu momen secara detail bersamaan dengan emosinya saat itu. Itulah sebabnya pria mungkin lebih tangguh ketika menghadapi persoalan yang memerlukan daya ingat dan pengalaman, sedangkan wanita lebih luwes dalam mengingat momen-momen dalam kehidupan. Namun, diakhir pembicaraan, sang pakar menegaskan bahwa secara keseluruhan manusia itu cenderung mudah lupa.
Israel yang Lupa akan Kasih Setia Allah
Sama halnya dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen, kita mungkin sering lupa akan kebaikan dan kasih setia Tuhan yang kita alami. Alkitab sendiri mencatat salah satu kisahnya, ketika manusia mudah lupa akan kasih Tuhan. Satu contohnya adalah dalam kitab Keluaran 14 dan 16. Dalam dua pasal di atas kita bisa melihat kisah orang Israel yang dilepaskan dari perbudakan di Mesir, berjalan melewati Laut Teberau, dan saat mereka bersungut-sungut karena tidak ada makanan.
Saat membaca kisahnya, kita mungkin merasa kesal dengan tabiat orang Israel. Kita mungkin berkata dalam hati, “Hei orang Israel, sudahkah kamu lupa apa yang Allah kerjakan? Bagaimana ketika Laut Teberau terbelah jadi dua? Tidakkah kalian ingat kebesaran Allah? Sekarang cuma masalah makan, masakan Allah tidak memberikan makanan kepada kalian?“
Dan tentu saja, sadar atau tidak, kita mungkin bertindak sama seperti orang Israel. Ketika melewati pergumulan dan persoalan, kita jadi sering lupa akan karya Allah di masa dahulu. Kita lebih mudah komplain dan menggerutu pada Allah.
Cara Praktis Mengingat Kasih Setia Allah
Untuk itulah, ada baiknya kita selalu mengingat kasih dan kebaikan Allah tiap hari. Salah satu caranya adalah mengatakan kebaikan Tuhan dalam doa harian. Sama seperti Pemazmur dalam Mazmur 77:12-13, Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN… hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.” Kita bisa mengucapkan kebaikan Tuhan di awal doa kita. Kedua, mengucap syukur. Setelah mengucapkan karya Allah, kita lanjutkan dengan doa syukur. Mazmur 9:2, “Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku…”
Kita juga bisa mengatakan kebaikan Tuhan lewat kesaksian dengan teman seiman. Kesaksian tersebut tidak hanya membuat kita ingat selalu akan kebaikan Tuhan, namun juga bisa jadi berkat dan menguatkan teman seiman. Yang terakhir kita bisa menuliskannya di dalam jurnal rohani kita. Tuliskan juga mengenai pokok-pokok doa, dan bagaimana Tuhan bekerja mengabulkannya.
Sungguh sayang jika kita sampai lupa akan kebaikan dan kasih setia Tuhan. Marilah kita terus mengingat kasih Tuhan dalam hati dan pikiran kita, agar kita bersemangat tetap setia juga mengiring Tuhan.
Sumber gambar: flickr