Mengosongkan Sampah Dosa
Ada banyak jenis rautan pensil yang sekarang dijual di pasaran. Berbagai jenis model dan warna memberikan penawaran yang amat menarik bagi siapa saja. Saya memiliki sebuah rautan besar yang modelnya seperti menggoes sepeda. Pensil yang akan diraut dijepit di satu sisi, lalu di sisi yang berlawanan kita mulai menggoes pedal yang tersedia. Sebagai penanda bahwa pensil sudah tajam adalah goesan yang ringan–juah amat berbeda dengan saat pensil masih tumpul.
Pensil sudah tajam sekarang dan dapat dipakai. Dan sampahnya terkumpul di sebuah wadah di bgian bawah alat tersebut. Sampah itu akan menjadi penuh seiring dengan jumlah pensil yang sudah diraut. Namun, selalu ada masalah yang saya hadapi ketika saya ingin mengosongkan sampah bekas rautan pensil tersebut. Sampah bekas rautan pensil itu selalu berceceran dan mengotori lantai. Sungguh repotnya!
Suatu hari, setelah meraut beberapa pensil, saya berpikir apakah perlu repot-repot membuang isi wadah penampungan rautan pensil yang masih sedikit tersebut. Alangkah terkejutnya saya hari itu! Tidak ada sampah bekas rautan pensil yang terjatuh di lantai, semuanya lebih mudah dikosongkan dan dibersihkan. Ternyata saya salah mengira. Selama ini, saya selalu menunggu wadah itu penuh sebelum saya mengosongkannya!
Pentingnya Mengosongkan Sampah Dosa
Pengalaman tersebut mengingatkan saya akan apa yang saya dan Anda alami di dunia ini. Sering kita mengijinkan dosa memenuhi hati kita sebelum mencoba mengosongkannya dengan bertobat. Seperti sampah bekas rautan pensil yang jatuh ke lantai–dosa itupun kadang mengotori hidup kita lagi. Tidak dapat dibersihkan secara sempurna.
Apakah Anda sekarang ingin mengosongkan sampah dosa itu? Kosongkan secepatnya, sebelum sampah dosa itu penuh dan sulit dibersihkan.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9)
Sumber Gambar : BlogSpot