Menikmati Rasanya Menjadi Engineer
Setelah lebih dari setahun tidak berkumpul bersama, Bang Yohanes, Gunawan, Jeriko, dan saya akhirnya berkesempatan berkumpul menjelang Natal 2018 ini. Setelah cukup lama direncanakan, kami akhirnya bisa berkumpul dan makan bersama di Kintan Resto yang ada di Central Park. Perjalanan sempat terhambat dari tempat kami masing-masing, sehingga janji ketemuan yang awalnya jam 12 siang harus mundur menjadi jam 1 siang. Namun, pengalaman makan all you can eat kali ini tidak akan terlupakan. Menu daging yang dimasak sendiri (di panggangan di tengah meja) jadi sajian yang kami nikmati bersama sambil sesekali berbincang-bincang. Namun, yang spesial adalah pengaplikasian ilmu teknik dalam proses memasak dan makan. Ini dia pengalaman menikmati rasanya menjadi engineer.
Saat empat orang engineer makan bersama, kita semua mengaplikasikan pengetahuan dan ilmu teknik yang kami peroleh untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam hal ini adalah: kenyang, puas makan, dan juga “balik modal” untuk sejumlah biaya yang harus dibayarkan untuk paket all you can eat reguler. Inputnya adalah 10 menu daging (baik daging ayam maupun daging sapi) yang tersedia, peralatan memasak dan makan, minuman, dan juga saus untuk menambahkan cita rasa makanan. Proses yang harus dilalui adalah memasak daging dalam waktu sekitar 60 menit untuk pemesanan, dengan tambahan waktu 30 menit untuk menghabiskan semua makanan yang sudah dipesan. Kintan Resto akan memberikan tambahan biaya (charge) untuk setiap daging yang tersisa di meja maupun piring saat waktu 90 menit habis.
Selain aspek teknis, kebersamaan jadi kunci penting di sini. Masing-masing memiliki menu kesukaan yang berbeda, dengan waktu makan yang berbeda. Area panggangan terbatas dan harus bisa dimaksimalkan untuk memasak seluruh daging yang disediakan. Apinya dibuat maksimal, dan masing-masing orang bertugas untuk membalik dan mengambil menu sesuai dengan tingkat kematangan yang dia sukai. Saya sendiri kebagian untuk menaruh daging pertama kali dari piring ke area panggangan. Di awal makan kami juga menyediakan makanan pembuka berupa sedikit buah dan salad yang bisa diambil masing-masing.
Sambil berbincang. kami menikmati seluruh menu yang tersedia. Teknik yang digunakan juga berhasil diaplikasikan dengan baik dengan kerjasama yang apik. Hasilnya, total 46 piring daging (daging sapi, ayam, dan sosis) bisa kami habiskan berempat. Perut terasa kenyang dan sepertinya kami “sudah balik modal” dengan biaya yang dibayarkan di awal tadi. Bagi saya, ini juga pertama kalinya saya makan sampai kenyang setelah lama tidak pernah. Biasanya memang saya makan secukupnya, sehingga tidak sampai kenyang. Makan siang spesial yang jadi pembuktian bahwa kami memang seorang teknisi yang bisa mengatasi hambatan untuk mencapai hasil yang maksimal. Kami benar-benar menikmati rasanya menjadi engineer.
Setelah itu, kami masih lanjut berbincang di kedai kopi yang terletak di pusat perbelanjaan sebelah. Ada banyak obrolan, mulai dari kehidupan sehari-hari, kegiatan, keluarga, pacar dan teman hidup, hingga urusan politik terkini. Semoga Tuhan selalu memimpin langkah kami di tahun mendatang. See you guys!