Menjadi Pemimpin Menurut Rencana Allah
Kalau kita melihat keadaan yang sedang terjadi di Indonesia maupun negara-negara lainnya, banyak orang yang ingin sekali menjadi pemimpin dalam perusahaan atau organisasi tertentu. Mereka kadangkala berkompetisi untuk mendapatkan dukungan atau simpati dari orang lain, misalnya saja melakukan kegiatan sosial ataupun menjadi dermawan. Ada juga yang rela meroogoh kocek dalam-dalam untuk berkampanye di jalan-jalan atau melalui media masa. Bahkan sampai ada badan yang menjadi tim sukses kandidat tersebut. Masing-masing menyiapkan diri sedemikian rupa agar bisa terpilih menjadi pemimpin. Lantas bagaimana pandangan Alkitab mengenai hal ini?
Menjadi Pemimpin Menurut Rencana Allah
Kalau kita membaca 1 Samuel 16:1-13, Alkitab memberitahukan bahwa Daud ditetapkan dan diurapi Allah menjadi pemimpin sejak masa mudanya, Daud masih kemerah-merahan, matanya indah, dan parasnya elok (1Samuel 16:12). Daud lantas tidak menjadi sombong lalu tebar pesona ke seluruh Israel untuk mendapat dukungan. Daud juga tidak menjelek-jelekkan keluarga Saul, raja yang berkuasa saat itu. Sebaliknya, Daud tetap setia menunggu waktu Tuhan.
Bahkan ada saat dimana Daud bisa melukai atau membunuh Saul, Daud tidak melakukannya. Daud berkata bahwa dia tidak akan menjamah Saul, sebab Saaul adalah orang yang diurapi Tuhan (1 Samuel 24: 11). Kita bisa lihat bagaimana tulus dan bersihnya hati Daud dalam kehidupannya. Sampai akhirnya Daud menjadi raja dan berkuasa atas Israel, dialah raja yang paling berjaya sepanjang masa.
Kekuasaan memang sudah menjadi momok dan membutakan mata manusia. Terkadang orang berkompetisi hingga menggunakan cara yang tidak sehat, dengan memberi janji-janji palsu, atau menebar fitnah terhadap orang lain. Marilah kita belajar dari Daud, melakukan yang sesuai dengan kehendak Tuhan sambil yang tetap setia menunggu waktu Tuhan, waktu yang terbaik untuk kita menjadi pemimpin.