Menjadi Suri Tauladan
Menjadi suri tauladan? Wah, betapa hebatnya. Menjadi contoh dan panutan? Ah, luar biasa sekali. Orang menjadi lebih baik karena melihat kita. Orang jadi lebih semangat melakukan sesuatu juga karena kita. Akan ada orangtua yang bilang kepada anaknya, “Kayak abang itu dong!” atau, “Kamu berusaha ya kayak abang itu!” Wah, senang bukan main rasanya. Di saat-saat itu, rasanya kehidupan kita begitu berarti. Kehidupan jadi memiliki arti ketika berhasil berdampak kepada orang lain.
Bagaimana Menjadi Suri Tauladan?
Marilah kita membuka dan membaca Alkitab kita di 1 Timotius 4:8-16.
Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.
Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Wah, kalau dipikir-pikir, menjadi suri tauladan tidak semudah yang dibayangkan rupanya. Teladan harus mempunyai suatu hal yang baik dan berbeda untuk diteladani, semisal jujur, ramah, peduli, dan hal baik lainnya. Masalahnya, pasti ada orang-orang yang menganggap remeh orang-orang seperti saya (karena saya masih muda). Boro-boro untuk bisa menjadi teladan, untuk bisa diterima dan dianggap saja sudah sulit.
Namun, dari bacaan di atas, Paulus memberikan solusi yang amat tepat kepada Timotius dan kepada seluruh anak muda sekarang ini, yaitu mengenai menjadi suri tauladan di dalam lima aspek: perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian. Terkesan rohani sekali bukan? Tetapi jika kita membaca lebih mendalam, lima aspek tersebut memang benar adanya. Kehidupan sebagai orang percaya memang dimulai sejak kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, namun masih ada perjalanan panjang yang harus ditempuh.
Ada banyak tantangan dan pergumulan yang akan kita hadapi. Sebagai orang muda, sangat mungkin kita akan mengalami kondisi yang sama dengan Timotius saat itu. Cobalah untuk hidup suci dan sungguh-sunggguh di hadapan Allah. Saat kita mulai menjaga hubungan baik kita dengan Allah, saat di mana kita mulai berserah kepada-Nya, yakinlah Allah sendiri yang akan membuat kita menjadi suri tauladan yang baik dan berkenan kepada-Nya.
Sumber Gambar : www.jw.org