Momen Tahun Baru
Setahunlah telah berlalu,
Makin dekatlah ajalku.
Apa imanku pun bertambah
Dan rasa kasih sayangku
Kepada Yesus maupun Allah
Serta sesama kawanku?
Kata-kata di atas adalah lirik Bahasa Indonesia dari lagu “Naung Moru do Muse Sataon” (Buku Ende No.64), sebuah lagu yang amat sering dinyanyikan di dalam Kebaktian Tahun Baru keluarga kami. Kebaktian Tahun Baru selalu dilaksanakan oleh saya, abang, papa, dan mama. Hanya saja beberapa tahun belakangan ini kami merayakannya bersama dengan keluarga besar. Pernah di rumah Tulang Iren di Duren Sawit, di rumah Tulang Jio di Depok, di rumah Bapatua Sinaga di Cimahi Bandung, dan yang teranyar di kampung mama, di Bakkara Sumatera Utara.
Momen tahun baru adalah momen paling baik dalam satu tahun menurut saya. Seluruh keluarga dapat berlibur dan berkumpul, bercanda dan bermain bersama. Tidak hanya itu saja, seluruh keluarga bisa beribadah di gereja dan di rumah bersama. Keluarga dapat saling bercerita satu sama lainnya dan juga dapat saling memberi masukan, nasihat, dan semangat. Momen tahun baru juga sebagai sarana untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas penyertaan-Nya sepanjang satu tahun, dan juga meminta pertolongan dan penyertaan Tuhan menghadapi tahun yang baru.
Detik demi detik, menit, jam, hari demi hari berlalu, tapi kita sering tidak menyadarinya. Kita sering melewatinya begitu saja tanpa mendalami indahnya hari-hari itu. Nah, tahun baru mungkin adalah saat di mana kita paling menyadari keberadaan waktu. Di momen tahun baru, kita mengingat apa yang terjadi tahun ini sambil menanti datangnya tahun yang baru. Di saat itulah kita sadar waktu akan terus berlalu dan tidak mungkin kembali. Waktu akan terus berjalan tanpa henti. Tidak pernah diam dan menunggu siapa pun.
Kita semua hidup dalam dimensi ruang dan waktu. Manusia tidak bisa keluar atau memisahkan dirinya dari waktu. Manusia terikat dengan waktu. Kita mau diam atau berlari waktu terus berjalan. Kita mau menuju ke masa depan tidak bisa. Kembali ke masa lalu tidak bisa. Waktu berjalan begitu saja. Tidak ada yang mampu dan berkuasa menahan terbangnya sang waktu.
Waktu begitu berharga. Itulah yang harus kita ingat. Tidak hanya saat tahun baru saja, namun tiap detik, tiap saat sepanjang tahun. Manfaatkanlah waktu yang ada dengan semaksimal mungkin.
We will open the book. Its pages are blank. We are going to put words on them ourselves. The book is called Opportunity and its first chapter is New Year’s Day. (Edith Lovejoy Pierce)
Sumber Gambar : Blogspot
Artikel dalam Satu Bagian:
1. Momen Tahun Baru
2. Waktu Menurut Newton dan Einstein
3. Waktu Menurut Fisika Kuantum