Mujizat Persahabatan
Pada hari ini kita merayakan Hari Valentine, hari kasih sayang. Di bawah ini saya menuliskan sebuah cerita, dan saya berharap semoga cerita ini bisa mengingatkan kita kembali akan makna kasih yang sesungguhnya, khususnya mengenai kasih persahabatan. Selamat membaca.
Mujizat Persahabatan – Kenangan Satu Tahun di Tokyo
Sudah sekitar satu setengah tahun saya bergereja di GIII Tokyo. Saya sangat senang dan sukacita karena selain bisa mendengarkan Firman Tuhan, saya juga bisa bertumbuh bersama dengan saudara-saudara seiman di Jepang. Saya bisa bertemu dengan keluarga dari teman dan kerabat yang ada di Indonesia. Sungguh suatu pengalaman yang sangat indah. Saya jadi teringat mengenai kisah orang lumpuh dan sahabatnya yang terdapat dalam injil.
Sampai sekarang saya terkagum-kagum mendengar cerita tentang orang lumpuh yang diturunkan dari atap untuk disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Sudah berulang kali saya mendengar cerita ini, dan semakin lama saya semakin mengagumi inti cerita ini sesungguhnya. Saya mengagumi bagaimana ia disembuhkan, tapi saya lebih kagum lagi bagaimana ia dibawa ke tempat itu. Ia digotong oleh keempat temannya. Itu pasti berat. Rumahnya mungkin jauh dari tempat Tuhan Yesus berada. Dan kemudian tempat itu sudah dipenuhi banyak orang sehingga tidak ada lagi jalan masuk.
Untungnya keempat temannya tidak kehabisan akal. Mereka kemudian menggotong orang lumpuh itu naik ke atap. Kemudian mereka mengikat tilam pembaringan orang lumpuh itu dengan empat utas tali. Sesudah itu mereka membuka atap. Lalu mereka mengulur tali itu dan menurunkan orang lumpuh itu perlahan-lahan ke lantai dasar. Itu pasti susah. Pasti harus berhati-hati dan seimbang. Bayangkan betapa susahnya menurunkan orang sakit yang terbaring di tilam dengan tali dari atas rumah. Kalau salah satu utas tali itu terlalu cepat turunnya, pasti tilam itu miring dan orang itu jatuh. Atau apa jadinya kalau satu utas tali itu putus. Tapi ternyata mereka berhasil. Hebat sekali. Bukan main cakapnya para sahabat orang lumpuh itu.
Mujizat Persahabatan yang Dialami Orang Lumpuh
Tapi sekarang baiklah kita melihat dahulu apa yang tertulis dalam Markus 2: 1-12 tentang kejadian ini. Markus mencatat bahwa pada saat itu Tuhan Yesus sedang memberitakan firman atau sedang mengajar. Di tengah kegiatan mengajar itulah tiba-tiba terjadi gangguan mengejutkan. Secara tiba-tiba ada tilam diturunkan dengan tali dari atas atap. Di tilam itu terbaring seorang lumpuh. Langsung semua orang menoleh ke situ. Mereka tidak lagi memperhatikan Yesus. Berarti, pengajaran Yesus terputus dan terganggu.
Lalu apa reaksi Tuhan Yesus? Ternyata Ia bisa menerima gangguan itu. Ia terkejut pada apa yang terjadi. Lalu Tuhan Yesus memberikan pujian tentang iman. Iman siapa yang dipuji? Markus mencatat, “Ketika Yesus melihat iman mereka…”( Markus 2:5). Di sini dipergunakan kata mereka. Tuhan Yesus memuji iman mereka. Siapa mereka di sini? Itulah teman-teman orang lumpuh itu. Yesus menilai perbuatan mereka adalah perbuatan iman.Sungguh menarik bahwa perhatian Yesus tertuju pada teman-teman orang lumpuh itu. Mereka masih ada di atas atap. Mereka tidak bisa turun. Mereka menatap dan menunggu di atas. Rupanya Tuhan Yesus juga langsung melihat ke atas. Tuhan Yesus bisa melihat mereka, dan mungkin memperhatikan wajah keempat teman orang lumpuh itu. Mereka mungkin saja takut, sebab mereka mengganggu Tuhan Yesus yang sedang mengajar. Namun di wajah mereka juga tampak keinginan agar teman mereka yang lumpuh itu dapat disembuhkan. Tuhan Yesus menatap wajah mereka. Lalu Tuhan Yesus melihat ke bawah dan menatap wajah orang lumpuh itu yang tampak cemas dan tidak berdaya.
Sungguh beruntung orang lumpuh itu. Ia mempunyai teman-teman. Mereka itulah yang menggotong ia, membawanya kepada Yesus. Mereka memberi semangat dan pengharapan. Hidup terasa bermakna lagi. Tanpa teman-teman ini, orang lumpuh mungkin hanya terkulai seorang diri di rumah tanpa pernah ada harapan untuk sembuh.
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2