Partangisan Do Hape
Lagu “Partangisan Do Hape” mungkin bukanlah lagu yang dikenal luas di Indonesia. Bukan pula di dunia. Lagu berbahasa batak ini kerap dilantunkan di saat-saat kematian atau saat memberikan kata-kata terakhir kepada pihak keluarga yang ditinggalkan. Di dalam adat Batak, memberikan kata-kata penghiburan merupakan salah satu bagian di dalam adat kematian. Lagu yang masuk ke dalam Buku Ende No. 520 ini bernada lambat dan dinyanyikan dengan nada yang sedih.
Lirik Lagu Partangisan Do Hape
Partangisan do hape anggo hasiangan on;
Holso, arsak, sahit pe, Sai manosak do tongtong
Ingkon songgop hamatean tu sudena jolma i;
Ai sude do na manean Uhum ala dosa i.
Ndang na tarpasiding be anggo hamatean i.
Ingkon do dibolus be, di na lao tu surgo i.
Sihirimon ni rohanta, hangoluan sogot i.
Tau pangapul di rohanta. Angka na porsea i.
Unang marsak hita be naung mananda Jesus i;
Ai inganan na rade dapot ho di surgo i.
Tatadingkon pe luhutna. Na diatas tano on;
Dapotonta di lambungNa hasonangan na tongtong.
Lagu ini kembali saya dengarkan di dalam indekos saya seminggu ini. Ya, saya memilih lagu ini sebagai lagu latar bagi video dokumentasi kematian Bapatua Lina yang saya buat. Lagu yang pertama kali saya dengar di video dokumentasi kematian Opung ini memang memiliki makna yang sangat dalam. Kematian memang menyedihkan dan terkadang menyakitkan hati, namun kita harus mengimani bahwa ada sebuah kehidupan yang kekal. Sebuah pengharapan bagi siapapun kita bahwa ada sebuah tempat yang indah dan menyenangkan yang disediakan Tuhan bagi yang percaya kepada-Nya. Harapan itulah yang membuat saya terhibur karena saya yakin Bapatua Lina sudah senang bersama dengan Tuhan Yesus. Ia tidak lagi merasakan dadanya yang sakit, atau matanya yang silau saat melihat seperti yang ia alami menjelang akhir hidupnya. Pengharapan bahwa Bapatua sudah senang dan bahagia di sorga membuat saya tidak lagi bersedih.
Saya bersyukur dapat membuat video dokumentasi untuk kenangan keluarga bagi Bapatua Lina di hari-hari ini. Berjumpa dengan Kak Lina, Kak Henny, Cynthia, dan juga Mamatua hari minggu kemarin memberikan saya kesempatan untuk sejenak mengengn Bapatua. Saya bersyukur karena Bapatua sudah banyak menanamkan nilai-nilai yang baik ke dalam kehidupan adik saya dan saya, terkhusus mengenai keluarga dan tidak boleh sombong. Dan seperti kata-kata yang ada di bait terakhir lagu “Partangisan Do Hape” saya yakin suatu saat nanti saya dan Bapatua akan bertemu kembali di Surga.
Hanya isak dan sedan dalam dunia yang fana;
Duka dan keluh kesah yang selalu menyesah
Semuanya manusia menantikan ajalnya
Disebabkan oleh dosa yang telah diwariskan
Tidak dapat dicegah kematian dan ajal
Hanya itu sajalah jalan sorga yang baka
Akhir pengharapan kita kehidupan yang baka
Yang menjadi penghiburan bagi orang beriman
Yang mengikut penebus jangan lagi mengeluh
Sudah siap bagimu, sorga, rumah yang teduh
Kita akan meninggalkan alam kita yang fana
Nanti kita berdampingan, dalam sorga yang baka