Pedoman Pilpres 2014: Mencari Kerajaan Allah
Hari Sabtu Minggu yang lalu Partamiangan Permata Sakura (Perkumpulan orang Batak di Jepang) akhirnya diadakan lagi setelah hampir 4 bulan vakum tidak ada kegiatan. Bulan-bulan ini memang sangat sibuk bagi yang ada di Jepang. Yang bersekolah dan kuliah tengah menghadapi ujian semester ganjil, sedang bagi mereka yang bekerja tengah disibukkan oleh pesanan barang pabrik yang meningkat menjelang musim panas. Karena kesibukan itulah, acara Partamiangan Permata Sakura jadinya terus tertunda.
Beruntung seorang Ibu menelepon saya di hari Selasa malam, mengatakan bahwa rumahnya dibuka untuk Pertamiangan Permata Sakura. Partamiangan kali itu juga jadi acara perpisahan dengan si Ibu yang akan menetap di Indonesia. Jadilah saya langsung memberi pengumuman lewat Facebook kepada teman-teman yang lain, serta menelepon Pendeta untuk membawakan firman. Tapi mungkin karena pengumuman yang mendadak, serta karena ada ujian Bahasa Jepang esok harinya, banyak teman yang tidak bisa hadir pada Partamiangan Permata Sakura tanggal 5 Juli kemarin. Pak Pendeta pun sepertinya tidak bisa karena ada acara di sekolah anaknya di Jepang. Jadilah kami hanya makan sambil bercerita malam itu.
Hari Sabtu itu saya sendiri karena ada pelayanan misi membawakan presentasi tentang Gereja kepada orang Jepang. Acaranya berlangsung hingga jam lima sore, sehingga saya agak terlambat datang ke acara Permata Sakura. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 lebih ketika saya tiba di rumah. Ibu-ibu pun sudah ramai berkumpul, sebab rupanya Kak Titin sang tuan rumah juga mengundang ibu-ibu yang lain. Saya lihat hanya ada satu orang Batak yang datang. Saya pun menjadi cemas dan tidak enak kalau hanya sedikit orang Batak yang hadir.
Beberapa kali saya mencoba menghubungi teman-teman yang biasanya hadir, namun mereka berkata tidak bisa ikut. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya mulai banyak orang Batak yang berdatangan dan memenuhi rumah Kak Titin. Karena sudah waktu makan, akhirnya kami pun makan bersama malam itu, sambil bercerita satu sama lainnya. Ada yang bercerita tentang orang yang sakit, atau anak yang ingin mengikuti ujian, atau pembicaraan tentang acara 17 Agustusan di Kedubes RI di Tokyo, dan acara Natal KMKI tahun ini. Namun yang menjadi topik panas malam itu adalah mengenai pemilu presiden di Jepang yang akan diadakan esok hari. Kami semua saling menuturkan pendapat dengan bebas tentang sosok presiden yang diinginkan untuk memimpin Indonesia.
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2