Resolusi dan Waktu
Selamat tahun baru bagi kita semua. Daniel dan Nugroho mewakili keluarga besar Sihombing dan Banjarnahor ingin mengucapkan selamat tahun baru untuk para pembaca sekalian. Biarlah di tahun yang baru ini ada berkat baru, damai dan sukacita baru, ada semangat baru, ada pengalaman baru, dan juga karakter-karakter baik yang baru. Semangat untuk melakukan rencana dan cita-cita atau resolusi untuk tahun 2015. Ada yang mau mulai bekerja, ada pula yang ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Ada juga yang ingin menikah atau mengembangkan usaha. Hampir 2 bulan kita menjalani tahun ini, dan besar harapan saya, seluruh resolusi dan keinginan dapat kita lakukan.
“Selamat tahun baru!” yang saya sampaikan di awal tulisan ini sesungguhnya adalah perasaan senang yang kerap muncul di tahun baru. Merayakan pergantian tahun berarti merayakan harapan akan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan masa yang sudah lalu. Sesungguhnya, untuk dapat menikmati harapan yang baru itu, kita harus lebih dahulu berefleksi dan instrospeksi terlebih dahulu. Kita melihat kembali masa lalu, apa yang belum kita lakukan dan apa harapan yang belum tercapai. Dengan begitu, kita menjadi lebih yakin dan optimis untuk melakukan harapan yang tertunda tersebut. Dalam adat istiadat Suku Batak, malam pergantian tahun sering diisi dengan kumpul keluarga bersama. Dan dalam acara kumpul bersama ini, kita menyampaikan resolusi dan cita-cita yang akan dikerjakan di tahun yang baru.
Resolusi Tahun Baru
Aristoteles menyebutkan bahwa definisi waktu adalah sejumlah perubahan berkenaan dengan “sebelumnya” dan “sesudahnya”. Oleh karena itu, waktu secara mudah berkaitan dengan dimensi posisi, artinya perubahan posisi atau pergerakan. Jelasnya, waktu merupakan serangkaian gerak perubahan dari masa lampau ke masa yang akan datang. Manusia hidup dalam dimensi ruang dan waktu. Manusia tidak bisa keluar atau memisahkan dirinya dari waktu. Kita terikat dengan waktu. Dan waktu atau pergerakan waktu yang tidak dapat diulang membuatnya menjadi begitu berharga bagi kita.
“dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat” Efesus 5 : 16
“Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.” Kolose 4 : 5
Lalu apa pandangan alkitab tentang waktu? Kata “waktu” dalam kedua ayat di atas berasal dari kata kairos yang berarti adalah kesempatan. Kairos adalah masa yang hanya terjadi sesekali, tidak terjadi selamanya. Berbeda dengan waktu kronos yang adalah masa-masa biasa yang terjadi. Jika ayat tersebut diterjemahkan, kurang lebih maknanya akan menjadi seperti ini, “dan pergunakanlah kesempatan yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat” dan “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah kesempatan yang ada.”
Surat Paulus ini juga mengingatkan kita, ”Tebuslah kesempatan/ pakailah waktu yang ada dengan maksimal atau sebaik-baiknya.” Ingat, waktu itu tidak akan pernah berulang kembali. Banyak orang yang menyesali masa-masa lalu saat ia tidak melakukan sesuatu dengan maksimal dan kini menanggung dampak buruknya. Di tahun ini, mari kita memanfaatkan kesempatan dengan sebaik mungkin, sekaligus menjadi seseorang yang menjadi lebih baik dan menyenangkan hati Tuhan. Kalau di tahun lalu kita jauh dari Tuhan, malas gereja atau berdoa, mari di tahun ini kita lebih rajin bergereja, berdoa, dan membaca Alkitab. Kalau di tahun lalu kita masih mudah marah, sombong, dan sering malas, di tahun ini kita belajar menjadi lebih rajin, sabar, dan rendah hati. Seluruh mimpi dan resolusi juga dapat dilakukan dengan baik. Menjadi pribadi yang menyenangkan hati Tuhan dan bermanfaat bagi sesama.
Selamat tahun baru 2015!
Sumber gambar : Blogspot