Resolusi Tahun Baru
Selamat tahun baru. |
Menjelang tahun baru atau pada awal tahun, banyak orang juga menyatakan resolusinya di tahun yang akan datang. Ada yang beresolusi untuk menikah, mendapat pekerjaan, dan masih banyak lagi. Sebenarnya apakah resolusi itu? Resolusi adalah sebuah keinginan kuat/hasrat dari tiap-tiap pribadi untuk dia lakukan di dalam masa yang akan datang. Ini berkaitan erat dengan mimpi dan cita-cita. Resolusi makin terkenal di milenium ini, bahkan tak lengkap rasanya melewati tahun baru tanpa sebuah resolusi.
Teringat tanggal 22 Desember 2009, aku menonton Film Sang Pemimpi, sekuel lanjutan dari Laskar Pelangi. Sebuah film Indonesia yang memiliki segudang nilai kehidupan. Ada potongan kata-kata yang sangat menarik bagiku saat menonton film itu, kata-katanya kurang lebih seperti ini: Kita ini orang miskin,Kal (Ikal, sapaan Arai kepada saudaranya), cuma mimpi yang kita punya, tanpa mimpi kita akan mati.
Tanpa mimpi dan cita-cita, hidup manusia tidak akan berarti, bahkan bisa kita katakan tanpa tujuan. Apa yang akan terjadi dengan orang yang hidup tanpa tujuan? Jelaslah dia akan melakukan hal-hal sesuka hatinya, egois dan individualistik, dan cenderung berperilaku merusak. Jadi benar bukan, kita harus terus bermimpi? Tapi yang perlu dicatat di sini adalah jangan hanya bermimpi saja, dan mengharapkan ada keajaiban datang dan membuat mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan. Tiba-tiba kita memperoleh pekerjaan dengan jabatan tinggi, lulus dari sekolah dengan nilai yang memuaskan, atau singkat kata, berharap sesuatu yang instan. Segala sesuatu yang instan datangnya, maka akan instan juga perginya.
Kalau ingin sukses dalam pekerjaan, ya kita harus bekerja keras. Kalau ingin lulus sekolah dengan nilai memuaskan ya belajar dengan giat. Intinya, hukum tabur tuai selalu berlaku di dalam hidup manusia. Kalau dia menabur kebaikan dan kerja keras, yang dia tuai adalah kebaikan dan kesuksesan, begitu pula sebaliknya.
Dalam bermimpi dan berusaha, jelas tidak mungkin lepas dari penyertaan Tuhan. (Yak 4:15). Tuhan harus berada di tingkat paling atas dari semua keinginan dan usaha kita. Bukan sebaliknya, mendahulukan pekerjaan kita dibanding hidup dekat dengan Tuhan. Tuhan juga sangat menyukai manusia yang penuh mimpi, bekerja keras, dan takut akan Tuhan. Yakub, Yusuf, Yefta, Daud, dan masih banyak lagi. Mereka dapat hidup dengan kesuksesan besar tanpa mengetahui cerita orang-orang sukses. Jelas karena alkitab dikumpulkan jauh setelah masa hidup mereka.
Jangan pernah khawatir dan cemas tentang masa depan, pengganguran yang merajalela, gempuran produk asing di pasar, krisis ekonomi yang masih akan hadir, keadaan ekonomi yang belum stabil, bahkan ketakutan akan kiamat. Serahkanlah semuanya itu kepada Tuhan (Maz 37:5).
Jadi, jangan pernah takut untuk bermimpi setinggi mungkin, karena itu tidak akan membuatmu jatuh tersungkur, melainkan membuat hidupmu jauh lebih berarti. Lakukan yang terbaik, biarkan Tuhan menyelesaikan sisanya. Selamat Natal 2009 dan menyongsong Tahun 2010. Tuhan Beserta Kita.