Revolusi Politik Jakarta dan indonesia
Tahun 2016 ini, suasana politik di Indonesia sepertinya kembali memanas. Media sosial kini tidak hanya menjadi ajang curhat dan saling memamerkan kegiatan atau foto-foto terkini, melainkan juga menjadi ajang debat para pendukung calon pemimpin. Salah satunya yang paling hangat dan menyita perhatian adalah pemilihan Gubernur Jakarta periode berikutnya, 2017-2022. Inilah tahun revolusi politik Jakarta dan Indonesia.
Majunya Bapak Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan calon wakil gubernur Heru menjadi sebuah oasis di tengah-tengah antipati masyarakat terhadap politik. jujur saya harus akui, saya pun tidak terlalu berminat pada masalah-masalah politik sebelumnya. Mungkin juga para pembaca di sini. Namun, kemunculan Ahok -Heru membuat kita sedikit banyak ingin terlibat. Minimal membaca atau mencari tahu berita politik terkini.
Apa yang terjadi di Jakarta, di mana anak-anak muda dengan begitu semangat menginisiasi munculnya gerakan Teman Ahok, memberikan dampak lain lagi. Berawal dari lima orang, kini kita dapat lihat gerai atau posko pengumpulan KTP sudah tersebar di hampir sebagian besar pusat perbelanjaan di Jakarta. Posko dan gerai ini pun penuh dengan orang-orang yang mendaftarkan dirinya dengan memberi form dukungan dan KTP mereka.
Mengapa Revolusi Politik bisa terjadi?
Saya membayangkan mengapa revolusi ini bisa terjadi. Masyarakat jadi lebih ingin tahu politik, bahkan terlibat politik melalui cara mereka sendiri. Salah satunya adalah penduduk kini mulai merasakan hadirnya negara melalui pemimpin daerah mereka.
Pembangunan infrastruktur, seperti jalan-jalan yang diperbaikai, rumah susun yang dibangun bagi warga yang kurang mampu, sungai-sungai yang lebih tertata, begitu juga dengan waduk yang bersih dan menjadi daya tarik wisata. Belum lagi perubahan yang terjadi di instansi pemerintahan, seperti pelayanan yang lebih baik, lebih cepat dalam pembuatan ijin atau pengurusan KTP. Mata kita terbuka, bahwa Jakarta atau Indonesia bisa kok menjadi lebih baik. Pelayanan yang lama dan koruptif bisa dihilangkan. Kawasan-kawasan kumuh dan tidak layak huni bisa dirapikan dan ditata. Ada transportasi yang murah dan nyaman. Dan tentunya, harapan untuk menjadi bangsa yang maju seperti bangsa-bangsa lainnya semakin dekat.
Mungkin masih banyak kekurangan pemimpin kita. Ia berkata kasar, tetapi kepada orang yang ingin mengambil keuntungan sendiri. Ia sering memecat, tetapi memecat orang yang kerjanya tidak sesuai harapan. Ia menggusur, agar sungai dan pemukiman di kolong tol dapat dirapikan. Ia bahkan sudah menyediakan rumah susun untuk ditempati dengan biaya yang terjangkau. Ia kini bersiap ingin maju kembali, namun tanpa dukungan kita semua, rasanya sulit.
Kami mengajak para pembaca untuk dapat serta dalam revolusi politik ini. Revolusi untuk memilih seseorang bukan karena kekayaan, sukunya, agamanya, golongan atau kelompoknya. Kita memilih karena dia memang mampu dan sudah membuktikannya. Karena Ia mau dan sungguh-sungguh menjalankan sumpahnya kepada Tuhan saat dilantik sekaligus amanah yang sudah diberikan oleh rakyat Jakarta.