Saat Allah Diam
Dari Kitab Kejadian sampai Maleakhi, lalu kitab Injil, kita selalu menemukan bahwa tidak pernah Allah diam. Allah selalu bekerja menolong umat-Nya, mengadakan mujizat, menghancurkan lawan, mengadakan perbuatan ajaib, bahkan juga menghukum orang-orang yang melanggar hukum-Nya. Allah tidak pernah diam. Mulai dari Kejadian pasal yang pertama, Allah sudah berfirman. Dan terus-menerus Firman-Nya tidak pernah berhenti diucapkan. Allah datang dalam rupa angin lalu berbicara pada suatu bangsa yang besar, atau Allah hanya berbicara lewat Firman-Nya kepada seorang-seorang.
Saat Allah Diam
Dalam Perjanjian Baru, kita bisa melihat fakta baru. Yesus Kristus adalah Firman Allah yang menjelma menjadi manusia. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita…(Yohanes 1:14). Inilah yang dinamakan inkarnasi. Rahasia inkarnasi adalah rahasia ibadat. Bagi kita yang takut dan menaklukan diri kepada Allah, maka Roh Kudus bekerja sehingga kita bisa percaya dan mengerti rahasia itu, saat Firman menjadi manusia. Melalui kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia ini, manusia boleh mendengar langsung perkataan-perkataan Allah yang diucapkan dalam mulut inkarnasi, dalam bahasa manusia. Yesus Kristus adalah Firman yang menjadi daging. Maka dengan mulut manusia dan lewat bahasa manusia, Ia mencetuskan kepada manusia akan perkataan-perkataan Allah yang kekal. Firman itu berfirman di dalam dunia dalam bahasa manusia.
Tapi heran, pada saat Yesus Kristus diadili, Dia tidak berfirman, tidak berkata-kata. Firman menjadi tenang. Allah diam. Firman yang mengajar di jalan, Firman yang berteriak dalam Bait Allah, Firman yang mengajar di atas bukit dia atas kapal, Firman di persimpangan jalan untuk memanggil orang bertobat kepada Dia, sekarang tenang dan diam. Ini karena Allah mempunyai satu sifat: Jika manusia berusaha melampaui Dia, maka Allah diam dan tidak menjawab apa-apa! Kita bisa melihat, Pilatus, Herodes, dan banyak orang yang punya kuasa di dalam agama, mereka tidak mau lagi mendengarkan perkataan Yesus Kristus. Mereka sombong, merasa diri lebih baik dan lebih pantas untuk berbicara. Maka dari itu Allah diam.
Apakah kita juga pernah merasakan hal demikian? Saat dimana kita sudah berdoa, sudah memanggil nama Tuhan, namun Allah diam? Kita sudah capek datang ke gereja, beribadah, mendengarkan Firman Tuhan, tapi rasanya Allah diam? Marilah kita merenungkan sejenak. Apakah ada dari tindakan, pikiran, perilaku kita yang kurang berkenan kepada Allah? Apakah kita merasa diri benar, tidak bersalah?
Marilah kita menyediakan hati yang lunak, rela dan dengan penuh kerendahan hati taat untuk menerima perkataan-Nya. Meskipun terkadang perintah Tuhan Allah menyakitkan, sadarlah itulah yang membimbing kita kepada tujuan dan rencana Allah yang sesungguhnya. Firman Tuhanlah yang menuntun kita kepada kebenaran dan kehidupan kekal. Firman Tuhanlah yang menghidupkan kita!
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:4).
Sumber Gambar : BlogSpot