Sabuga ITB: Terima Kasih Tuhan Yesus!
Pagi ini kami sudah berangkat dari indekos saya sekitar pukul 06.00. Saya sendirian sarapan pagi itu sekitar jam 05.30 dengan menggunakan ikan dan telur yang mama bawa dari rumah. Papa dan mama juga sudah bersiap-siap untuk menghadiri Sidang Terbuka Kelulusan saya di Sabuga ITB. Akhirnya saya tiba di hari ini. Benar.
Kami memarkir kendaraan di dalam kampus karena saya mendapatkan ijin parkir di dalam kampus ITB. Jadilah kami bersama-sama menuju Sabuga melalui terowongan dari kampus. Beberapa mahasiswa lain juga bersama-sama dengan kami menuju ke Sabuga. Tiba di Sabuga, keadaan sudah ramai. Saya pun langsung menuju ke spot himpunan saya (HME) dan bertemu dengan teman-teman yang juga akan diwisuda bersama.
Sekitar pukul 06.45, seorang adik kelas (terima kasih untuk Yovita Arline, KL 2013, SMAK 3 Penabur Jakarta) yang sudah mau datang dan mendokumentasikan wisuda saya hari ini. Pagi hari dia sudah datang dan mengabadikan momen-momen wisuda saya bersama dengan Papa, Mama, dan juga teman-teman. Ah, rasanya lebih keren kok foto-fotonya ketimbang fotografer profesional, haha. Makasih Arline!
Jadi akhirnya saya tiba di titik ini. Saya harus mengucapkan: Terima Kasih Tuhan Yesus! Sesuai judul tulisan saya Sabuga ITB: Terima Kasih Tuhan Yesus!–saya memang mempersembahkan tulisan saya ini sebagai kesaksian hidup saya kepada para pembaca. Keberhasilan di titik ini yang tidak mungkin saya raih tanpa Tuhan Yesus.
Terima kasih buat Papa dan Mama yang sudah membimbing dan membesarkan saya, khususnya juga untuk segala doa dan upaya yang sudah dilakukan sepanjang lebih 12 tahun untuk pendidikan adik dan saya.
Memang benar kebahagiaan orangtua terletak pada keberhasilan anaknya, maka saya persembahkan hasil pendidikan saya kepada mereka berdua, tulang, nantulang, bapatua, mamatua, uda dan tante, kakak dam abang, dan kepada semua yang sudah mendoakan saya.
Tuhan Yesus memberkati keluarga kita selamanya. Amin.