Selalu ada Pelajaran dari Kegagalan
Saat sedang di Surabaya selama dua hari kemarin, di malam hari saya menyempatkan menonton highlight (tayangan ulang kejadian penting) pertandingan sepakbola melalui website Youtube. Entah kenapa, tiba-tiba setelah video sebuah pertandingan berakhir, muncul potongan video paling terkenal di Game of Thrones. Sebenarnya, saya sendiri bukanlah penggemar film serial ini, namun semenjak Jokowi menggunakan ungkapan “Winter is coming” dalam pidatonya di pertemuan IMF-World Bank, Game of Throne jadi lebih membumi di Indonesia, termasuk di telinga saya. Dalam potongan video yang saya tonton, seorang tokoh menyatakan, “Selalu ada pelajaran dalam kegagalan.”
Di dalam kehidupan ini, kita tidak pernah terlepas dari kegagalan. Gagal mencapai sesuatu, gagal mencapai mimpi atau yang kita idamkan. Gagal membeli sesuatu, dan sebagainya. Saat mengalami kegagalan, sudah hakekat manusia untuk merasakan sedih. Kita sedih karena tidak bisa memperoleh yang kita harapkan.
Semenjak kecil, kita juga sering mendengar ungkapan “kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda”. Akibatnya, gagal selalu berada di posisi lawan dari sukses. Kalau gagal, berarti tidak sukses. Kita juga jadi terlalu “menghindari” atau “bersedih” saat mengalami kegagalan, sehingga sulit bagi kita untuk bisa belajar. Ini sepenuhnya tidak benar, karena seperti yang disampaikan oleh Jaime Lannister [seseorang di Game of Throne], “Selalu ada pelajaran dalam kegagalan.”
Kita menjadi lebih bijaksana dengan memperbaiki kesalahan kita, dan sebagai manusia, kita ditakdirkan untuk melakukan kesalahan, satu demi satu. Tetapi kegagalan memberi kita peluang untuk tumbuh, dan seiring bertambahnya usia, kita menjadi lebih baik, lebih kuat, dan lebih bijaksana. Benar kita pernah gagal, namun kita bisa belajar untuk menjadi lebih baik. Belajar dari pengalaman tidak selalu langsung. Dari mengamati dan memahami kesalahan orang lain, kita juga dapat belajar dan meningkatkan sehingga kita dapat menghindari kesalahan langkah yang sama.
Di dalam pekerjaan saya, setiap kali proyek akan dimulai dan saat proyek berakhir, kita sama-sama menyampaikan lesson learned (hal yang bisa dipelajari). Kita belajar menemukan dan membuat dokumentasi yang baik dari setiap masalah atau kegagalan dalam proyek. Lalu, kita belajar dari kegagalan sebelumnya, apa yang bisa diperbaiki di proyek berikutnya. Dokumentasi yang baik membuat orang-orang bisa belajar dari kegagalan tanpa perlu harus mengalaminya yang sangat baik bagi organisasi. Di masa mendatang, kita bisa menghindari atau membuat perencanaan yang matang supaya tidak ada kesalahan lagi yang terjadi.
Jadi jangan takut akan kegagalan. Terus terbuka dan berani untuk mencoba karena selalu ada pelajaran dari kegagalan.
Sumber gambar: Ideascale