Seleksi Praktek Adat Batak
Semua faktor-faktor tersebut nyatanya membuat pembaharuan adat Batak tidak terus berlanjut, bahkan mengalami kemunduran.
Masalah yang paling kontroversial dalam Adat Batak yang berkaitan dengan pernikahan dan pemakaman. Kedua hal ini secara nyata akan selalu dihadapi oleh seluruh keluarga Kristen Batak. Dalam menghadapi pergumulan antara Kekristenan dan Adat Batak ini timbul pertanyaan seperti:
Apakah adat Batak dalam hal perkawinan dan pemakaman–yang dimulai oleh leluhur orang Batak yang tadinya tertutup, terbelakang, bersifat saling bermusuhan, dan belum mengenal Allah dalam Tuhan Yesus Kristus–dapat terus dilaksanakan oleh orang Kristen Batak yang sungguh-sungguh rindu mengikut Tuhan dan menyenangkan hatinya?
Dan kalau nyatanya adat Batak tidak sepenuhnya sepadan dengan iman Kristen, lantas bagaimana menentukan bagian mana dari adat itu yang harus ditinggalkan, diubah, atau diganti?
Gereja atau persekutuan orang Kristen Batak secara keseluruhan (bukan satu denominasi saja) seharusnya mampu menuntaskan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuannya supaya kita tidak lagi menjadi bingung dan jadi terombang-ambing. Roh Kudus akan memberikan pencerahan yang tidak bertentangan kepada semua orang percaya yang sungguh-sungguh rindu menyenangkan hati Tuhan. Kalau ada pencerahan yang bertentangan, mereka bisa bersama-sama berdoa dan berpuasa sampai mendapat petunjuk yang tidak bertentangan. Mereka seharusnya sehati sepikir dalam Tuhan dengan dipimpin oleh Roh Kudus. Sayangnya, hal itu tidak terjadi dan akibatnya adalah orang Kristen Batak pribadi lepas pribadi atau kelompok demi kelompok mencoba mencari jawaban masing-masing dan bersikap sesuai pemahamannya sendiri.
Kelompok Pentakosta atau Karismatik umumnya menganggap adat Batak itu telah dimasuki roh jahat (okultisme) dan perlu ditinggalkan. Penolakan yang keras terhadap adat Batak bahkan sempat ditunjukkan dengan acara pembakaran ulos yang dianggap diberhalakan adat Batak.
Kelompok yang lain (non Pentakosta atau Karismatik) yang mencakup sebagian besar orang Kristen Batak mempunyai berbagai sikap berbeda terhadap adat Batak mulai dari yang cenderung sinkretis (pencampuran/penggabungan), akomodatif (selektif atau memilih), atau tidak kompromi sama sekali.
Sangat ironis bahwa setelah Injil Kristus masuk ke Tanah Batak lebih dari 150 tahun, orang Kristen Batak sudah sama-sama setuju bahwa adat Batak tidak sepadan dengan Injil Kristus, namun tidak sepakat tentang bagaimana membuatnya sepadan dengan Injil itu.
Seleksi Praktek Adat Batak
Tujuan dari tulisan bukanlah mencari-cari pembenaran agar praktek-praktek adat Batak terus dilestarikan atau ditinggalkan, melainkan memohon petunjuk Tuhan melalui firman-Nya dan pencerahan oleh Roh Kudus, agar sebagai orang Kristen Batak kita dapat hidup menyenangkan hati Tuhan. Dengan demikian kita bahagia, diberkati dan menjadi berkat bagi suku bangsa lain. Lebih dari itu, berdasarkan petunjuk dan pencerahan itu maka dengan rela dan tulus hati, kita harus bersedia meninggalkan sebagian dari praktek adat itu, dan membaharui yang lainnya. Masalahnya adalah bagaimana kita mampu menyeleksi praktek -praktek adat batak, memilah adat mana yang harus ditinggalkan, atau adat mana yang perlu dibaharui dan bagaimana menolong orang Kristen Batak yang belum dewasa rohaninya untuk sampai ke tingkat kedewasaan iman yang memampukannya menerima perubahan itu.
Bacaan Tambahan:
Edward B.Hutauruk, “Adat Batak” (Tarutung:TASOM, 1996) hlm 9-38 antara lain menyatakan sebagian besar adat istiadat itu telah dimasuki roh-roh jahat, darah (namargota) tidak boleh dimakan, mangulosi tidak perlu, kebiasaan pemberian marga adalah keangkuhan. Pdt.A.H.Parhusip, “Jorbut ni Adat Batak Hasipelebeguon” (Porsea: GSJA Pemenang, 1996) hlm 10- 42 antara lain menyatakan seluruh adat Batak tidak lepas dari hasipelebeguon (penyembahan roh orang mati) dan pekerjaan daging, acara manggondangi/manortori orang mati adalah kesesatan, umpasa Batak adalah kata-kata yang hampa yang datangkan murka Allah (Ef 5:6), ulos Batak harus dijauhi, tidak boleh menggandengkan adat Batak dengan kekristenan.
7 thoughts on “Seleksi Praktek Adat Batak”