Semangat adalah Pilihan
Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh, sebelum kamu dihalau seperti sekam yang tertiup, sebelum datang ke atasmu murka TUHAN yang bernyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan TUHAN. Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN. Zefanya 2 : 1-3
“Semangat ya!” mungkin menjadi sebuah sapaan yang umum dalam kehidupan kita. Kita memberikan semangat saat mengucapkan “Semangat ya!” kepada orang lain yang butuh dukungan. Bisa melalui tepukan di bahu, genggaman tangan yang erat, atau hanya melalui pesan singkat yang kini semakin marak. Frasa “Semangat ya” terasa begitu dekat dengan kehidupan kita, karena sesungguhnya kita selalu membutuhkan dukungan untuk semangat, karena ketidak-semangat-an memang sering datang ke dalam kehidupan ini.
Apa sebab Tidak Semangat?
Apa yang membuat seseorang tidak semangat? Ada dua hal yang dapat membuat kita tidak semangat, antara lain: situasi atau kondisi dan juga kegagalan yang berulang. Kondisi sulit saat menghadapi masalah, seperti masalah keuangan, sakit penyakit, atau pekerjaan sering membuat kita menjadi malas. “Ah, gak usah lah dikerjain” atau “Males ah, bodo amat. Abisnya gagal terus.” Memang malas bukan musuh utama dari semangat. Tetapi kemalasan itu justru muncul dari absennya semangat dari kehidupan kita. Selanjutnya yang membuat kita tidak semangat adalah kegagalan yang berulang. Mahasiswa yang gagal dalam pengambilan data atau percobaan dalam membuat skripsinya cenderung menjadi malas dan tidak semangat untuk menyelesaikannya. Ada juga seorang pria yang malas mencari kerja karena terlalu sering ditolak saat melamar pekerjaan. Kegagalan yang berulang tentu membuat kita menjadi tidak semangat, bahkan dalam kondisi yang ekstrem, menjadi apatis. Ia tidak peduli lagi akan kondisi atau keadaan di sekitarnya.
Semangat bukanlah kondisi melainkan pilihan. Kita yang menentukan, apakah kita akan bersemangat, terus bersemangat, dan selalu bersemangat, meskipun ada banyak tantangan dan kegagalan yang kita alami. Salah satu karakter yang dimiliki oleh orang sukses adalah semangat dan pantang menyerah. Jika menghadapi kegagalan, atau kerugian dalam usaha, ia terus bersemangat dan berjuang. Bekerja lebih keras, melakukan inovasi dan kreasi, mungkin juga mencari modal dan pinjaman, hingga akhirnya menjadi sukses. Dan sebagai orang yang percaya, kita meyakini, Tuhan Yesus adalah gembala kita. Kita tentu memilih untuk bersemangat jika kita menyadari bahwa Yesus selalu ada bersama kita dan berjuang bersama dengan kita. Semangat tidak ditentukan oleh kondisi atau masalah yang kita hadapi, melainkan pilihan hidup kita masing-masing. Pilihlah untuk bersemangat, menjalani hari-hari yang penuh tantangan dan pergumulan, karena kita tahu, Ia tidak akan meninggalkan kita. Ia akan membawa kita ke padang rumput yang hijau. Bahkan dalam perkataan Nabi Zefanya, kita diminta untuk terus bersemangat di dalam kehidupan ini. Jika kita tidak bersemangat, dikatakan murka Tuhan akan datang atas kita.
“Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.” (Ulangan 31 : 8)
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk
manusia”. (Kol 3 : 23)“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai” (Mazmur126 : 5)
“Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil
membawa berkas-berkasnya.” (Mazmur 126 :6)
Semangat adalah pilihan. Maukah Anda memilih untuk terus bersemangat?
Sumber gambar : www.godlifeonline.com