Seorang Sahabat
Saya mendapatkan sebuah hadiah perpisahan dari Youth of Christ (YOC) sebelum saya pergi ke Bandung, tepatnya tanggal 24 Juli 2010. Sebelumnya, Youth of Christ adalah sebuah persekutuan remaja yang berada di bawah naungan Gereja Bethel Indonesia (GBI). Hadiah perpisahan itu berupa hiasan dinding, yang bertuliskan seperti berikut:
Seorang sahabat adalah seorang yang:
mau mengerti
mendatangkan inspirasi
rela berkorban
memberikan sukacita
mengatakan kebenaran
menyimpan rahasia
membagikan mimpi-mimpinya
dan mengasihi setiap saat.
Adalah suatu kebahagiaan dianggap oleh beberapa orang seorang sahabat bagi saya pribadi. Saya bangga Tuhan Yesus telah mau membuat saya mampu menjadi sahabat bagi mereka. Saya begitu tergugah ketika menerima hadiah ini pertama kali, dan sejak saat itu pula, saya selalu teringat peranan Yesus dalam hidup saya dan yang lain tiap kali saya melihat hiasan dinding ini. Yesus bukanlah Tuhan yang begitu besar dan jauh di sorga kalau ia melihat hidup kita. Yesus adalah seorang sahabat yang mau turun jauh dari sorga ke dunia kita untuk mendampingi setiap langkah yang kita lalui di dalam hidup. Meski seringkali tidak kita rasakan atau kita acuhkan, Yesus tetap ada di samping kita.
Ada yang tidak dapat Tuhan Yesus lakukan di dalam kehidupan kita, yaitu Dia tidak dapat berhenti mengasihi kita, anak-anaknya. Sudah selayaknya, kita mampu menjadi sahabat Yesus juga di dalam hidup ini, yaitu dengan terus melakukan seluruh perintah dan ajarannya. Lebih jauh lagi, kita mau menjadi sahabat bagi orang-orang lain atau sesama kita, seperti yang Tuhan Yesus lakukan di dalam hidup kita. Yesus adalah sahabat sejati buat semua orang yang mau menerimanya.
“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13)