Takut Akan Allah
Abraham adalah salah satu tokoh terbesar dalam Alkitab khususnya di masa Perjanjian Lama. Kisah ketaatan, iman, dan pengorbanan Abraham kepada Allah adalah hal yang dapat diteladani oleh generasi yang sesudahnya. Peristiwa di tanah Moria, menjadi bukti bahwa Abraham adalah seorang yang takut akan Allah.
Belajar Takut Akan Allah dari Abraham
Kejadian 22:12 mencatat perkataan malaikat Allah mengenai Abraham, “… sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Frasa “takut akan Allah” adalah ungkapan yang digunakan secara umum pada masa kini. Takut bisa berarti ketakutan akan sesuatu atau penghormatan kepada seseorang (posisinya lebih tinggi). Abraham tidak ketakutan saat berhadapan dengan Allah, sehingga ia terpaksa memberikan Ishak karena takut terkena kutuk atau hukuman Allah. Sebaliknya, ia memiliki penghormatan yang besar kepada Allah, penghormatan yang muncul dari dalam hati yang mengasihi Dia.
Takut akan Allah juga berarti adanya kesadaran terus-menerus bahwa hadirat Allah ada di mana-mana, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Abraham memberikan penghormatan yang sedemikian rupa kepada Allah karena ia sangat mengenal Allah. Pengenalan yang dangkal dapat membuat seseorang bersikap sembarangan meskipun yang ada di hadapan-Nya adalah Allah. Abraham terus berusaha menjaga kedekatannya dengan Allah sejak dari panggilan pertamanya hingga saat ia meninggal.
Melalui teladan hidup Abraham, mari kita belajar untuk menjalani hidup dengan rasa takut akan Allah sejati. Itu semua semata-mata karena kita mengasihi Ia. Kalau kita beriman kepada Tuhan, kita harus menjadikan Tuhan di atas segala yang kita miliki. Kita juga mempercayai bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan penuh atas kehidupan kita. Tuhan Yesus Memberkati.
Sumber Gambar : BlogSpot