Takut Akan Tuhan
Kita akan memulai pembahasan tema ini dari definisi takut. Takut berarti khawatir, cemas, dan gentar. Lantas, apa yang dimaksud takut akan Tuhan? Takut akan Tuhan bukan berarti kita khawatir, gentar, atau cemas pada Tuhan–seperti definisi takut, melainkan kita tahu diri, kagum, dan hormat pada Tuhan. Dalam Amsal 1:7, dikatakan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Jelaslah maksudnya, karena Tuhan adalah sumber dari segala pengetahuan. Tuhan yang akan memampukan kita untuk berpikir, belajar, dan berusaha dengan maksimal. Tanpa Tuhan, semua usaha kita untuk belajar akan berakhir dengan sia-sia, seperti yang dituliskan dalam Pengkotbah 12:12, “Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada gunanya, dan banyak belajar melelahkan badan.”
Aku mau takut akan Tuhan. Aku mau dimampukan Tuhan untuk berpikir, belajar, dan berusaha dengan maksimal. Namun, bagaimana caranya?
Cara Melatih Diri Takut Akan Tuhan
Pertama, kenali Dia. Dalam Hosea 4:6 dikatakan, “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.” Mengenal Tuhan berarti mengasihi Tuhan. Layaknya orang yang baru kenalan, kita mau tahu mengenai Tuhan lebih dalam lagi. Lebih jauh lagi, mengasihi Tuhan berarti kita mau melakukan apa yang Tuhan perintahkan, seperti dalam Yohanes 14:15,“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”
Kedua, miliki kedekatan/ persekutuan dengan Dia. Takut akan Tuhan berarti kita mau hidup dekat dengan Tuhan. Pujian dan persekutuan kita harus berkualitas dan menyenangkan hati Tuhan (Mazmur 42).
Ketiga, jadikan Dia segalanya. Segala kebutuhan kita akan Tuhan sediakan, dalam 1 Raja-Raja 3:12 dikatakan “maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.” Yang diminta oleh Salomo bukan kekayaan atau harta melimpah, melainkan hikmat dan hati yang paham. Ini dilakukan oleh Salomo karena ia menemukan bagian yang terindah di hidupnya, yaitu Tuhan sendiri. Mengenal Tuhan menjadi suatu hal yang begitu indah dalam kehidupan Salomo. Akhirnya, Tuhan kemudian memberikan harta kekayaan dan kemuliaan yang begitu besar kepada Salomo. Lihat juga, apa yang dikatakan oleh Paulus dalam Filipi 3:7-8, “Tetapi apa yang dahuku merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.”
Hikmat adalah kebijaksanaan, kearifan yang datangnya dari Allah, arti atau makna yang dalam, dan paham. Hikmat bukan soal hati, bukan soal akal budi. Hikmat adalah soal kecerdasan spiritual bukan kecerdasan intelektual. Kita mau menjadi orang yang bijak/ berhikmat, yang mampu belajar dari semua orang, bukan hanya menjadi orang pintar yang hanya mampu belajar dari orang pintar saja. Soal hikmat atau pengetahuan, kita hanya tinggal memintanya dari Tuhan, dan yakinlah Ia pasti menyediakannya.
Bahasan terakhir, bagaimana ciri-ciri hikmat dari Tuhan? Cirinya adalah murni, pendamai (memberikan damai), peramah, penurut (analogi pohon bambu), penuh belas kasihan, berbuat baik, tidak memihak, dan tidak munafik. Sedangkan ciri hikmat dari dunia itu adalah iri hati, mementingkan diri sendiri, kacau, dan jahat.
Sekian pembahasan mengenai Takut Akan Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati. Tuhan yang sama pula yang akan memampukan saya, Anda, kita semua menjadi orang-orang berhikmat.