Tuhan Berada di Baliknya
Siapa yang tidak mengenal Daud? Raja Israel terbesar yang sampai kini begitu dihargai dan disanjung. Awal kehidupannya mungkin seperti cerita-cerita dongeng, seorang muda yang menggembalakan beberapa ekor kambing domba peliharaan ayahnya. Ia diasingkan sebagai anak terkecil, bahkan oleh ayahnya sendiri ketika ada sebuah acara di rumah. Ia kemudian dipanggil dan diurapi oleh Samuel, Nabi Israel yang begitu terkenal. Diurapi untuk menjadi seorang raja–bukan sebuah jabatan yang main-main–bahkan ketika masih ada raja yang berkuasa. Ia adalah seorang muda yang begitu dekat dengan Allah, ia menyanyikan lagu-lagu dengan kecapi ketika menggembalakan kambing domba.
Tuhan Berada di Baliknya Keberhasilan Kita
Ceritanya terus berlanjut. Suatu hari dia berhasil menaklukan Goliat dan Bangsa Filistin yang menjadi musuh bangsa Israel. Kemenangan besar itu membuat namanya menjadi terkenal. Namun, ia tetap rendah hati. Ia tetap mengabdi kepada Saul sebagai pemain musik di istana. Naik jabatan menjadi seorang panglima tentara, Daud tetap hidup dekat dengan Tuhan. Hingga pada akhirnya ia menjadi raja, ia berhasil memenangkan banyak pertempuran, membawa kejayaan bagi Israel.
Demikian juga ketika segala hal berjalan baik dalam kehidupan kita, kita begitu mudah untuk merasa bangga. Kita tergoda untuk berpikir bahwa kita memang hebat dan dengan kemampuan kitalah kita dapat meraih kesuksesan atau cita-cita kita. Kita lupa bahwa Tuhan ada di baliknya itu, ada Allah yang begitu baik. Dialah yang menggerakkan, mencegah, memelihara, dan melindungi kita.
Daud tahu persis dan menyadari hal itu, “Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata:’Siapakah aku ini, ya TUHAN Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini'” (1 Taw. 17:16). Daud begitu senang akan kehidupan yang ia telah jalani. Hatinya meluap dengan penghargaan akan seluruh kebaikan Allah. Ia tahu persis bahwa Tuhan berada di baliknya semua hal yang terjadi di dalam kehidupannya.
Seperti Daud, kita harus tahu berterima kasih tentang semua hal yang terjadi di dalam hidup kita. Segala keberhasilan, kegagalan, sukacita, dukacita, kekecewaan, semuanya itu terus hadir di dalam kehidupan kita. Kita bersyukur kepada Allah mengenai semua hal yang terjadi di dalam kehidupan ini, sambil berkata, “Siapakah aku ini, ya TUHAN Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini.”