Tujuan Kehidupan Kristen
Orang yang memiliki hubungan yang dekat dengan Kristus tetapi kemudian menjauh atau tidak lagi memedulikan-Nya adalah seperti orang yang sudah bisa mengendarai sepeda tetapi kemudian memasang lagi dua roda tambahan di samping kiri dan kanan sepeda. Terlihat lebih aman bukan? Namun ini bukanlah cara yang paling mengasyikkan untuk mengendarai sepeda.
Di dalam hidup ini, kita akan banyak melihat orang yang pada awalnya melangkah tegap bersama dengan Kristus, tetapi karena alasan tertentu langkah mereka melambat, goyah, hingga pada suatu titik mereka terjatuh. Ingat, kehidupan Kristen bukanlah lomba lari jarak pendek–sprint 100 meter saja, ini adalah lomba lari jarak jauh–lebih dari pada maraton. Yang paling penting di sini adalah bagaimana cara Anda dan saya untuk mengakhiri perlombaan itu dibandingkan bagaimana mengawalinya.
Tujuan Kehidupan Kristen
Di dalam perlombaan lari jarak jauh, ada saja orang yang tidak lagi bersemangat mengharapkan hadiah pada garis akhir, mereka memutuskan untuk keluar dari perlombaan. Ada banyak orang di dunia saat ini yang memutuskan untuk mengakhiri perjalanan iman di tengah jalan karena mereka tidak mampu lagi. Mereka menemukan hal-hal lain yang secara sementara memberi kesan kepadanya bahwa semua masih dalam keadaan yang baik, meskipun perjalanan telah usai.
Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air. (Yeremia 2:13)
Ayat Alkitab di atas memberikan gambaran yang lebih jelas, dalam kehidupan Kristen, ketika orang-orang mulai meninggalkan Tuhan, mereka memerlukan hal-hal lainnya sebagai pegangan hidup. Dan sadar atau tidak sadar, hal-hal tersebut tidak lebih dari “kolam yang bocor”, yang tidak mampu menahan dan menyimpan apapun.
Dan layaknya orang yang kembali memasangkan roda tambahan saat ia bersepeda, mereka mengizinkan hal-hal lain itu membuat mereka semakin jauh dari Tuhan. Hal-hal itu mulai mengesampingkan Tuhan dari prioritas utama, karena motivasi yang salah, yaitu mengejar hadiah yang lain. Bukan hadiah dari Allah sendiri.
Jika ada orang yang menganggap bahwa kehidupan Kristen berarti bebas dari masalah, masalah mereka akan beres dengan sendirinya, selalu diperhatikan dan dihormati oleh sesama, dan doa yang cepat dijawab oleh Tuhan, maka orang ini sedang mengejar hadiah yang salah. Ketika mereka akhirnya memperoleh hadiah ini pun, mereka akan kecewa, malas, jatuh, dan akhirnya menyerah. Ini bukanlah kehidupan Kristen yang sesungguhnya.
Jika tujuan kehidupan Kristen kita adalah untuk lebih mengenal Tuhan yang begitu mengasihi kita, kita tidak akan pernah lelah. Akan selalu ada hal-hal baru yang kita temukan mengenai kasih dan karunia Tuhan. Saya pun mengimani, bahwa Allah akan selalu menolong kita melalui semua masalah dan tantangan hidup ini.