Ulang Tahun Mama ke-59
Hari ini mama berulang tahun, bersamaan dengan hari libur nasional Hari Pancasila. Tahun ini, mama berulang tahun yang ke-59. Di tahun lalu, adik dan saya tidak berada di rumah. Adik masih berkuliah di Jepang, sementara saya masih bekerja di Filipina. Tidak ada kado, tidak ada kue-kue, juga tiup lilin, bahkan adik dan saya tidak dapat bersama dengan mama. Namun, tahun ini cukup berbeda. Adik sudah menyelesaikan perkuliahannya di akhir bulan Maret kemarin. Begitu pula dengan saya yang sudah kembali dan bekerja di Indonesia. Jadilah tahun ini kami bisa bersama-sama berkumpul di rumah. Merayakan Ulang Tahun Mama ke-59.
Banyak juga yang berubah di ulang tahun mama kali ini. Sudah hampir setahun mama pensiun dari pekerjaan pegawai negeri di SMA Negeri 54 Jakarta. Sudah 35 tahun mama bekerja dan kini mama sudah tidak bekerja lagi. Setelah pensiun, mama sekarang lebih banyak ikut serta dalam pelayanan di gereja, paduan suara, atau di rumah saja.
Bahkan seminggu terakhir ini, mama terus-menerus melakukan persiapan untuk memerankan salah satu tokoh dalam fragmen Paskah. Jadilah seminggu ini di rumah sering sekali terdengar, “Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?”–sesuai dengan fagmen yang mama akan perankan.
Oiya, tahun ini kami juga jadi pulang kampung bersama. Rencana yang sudah disusun sejak tahun lalu ini (baca juga Selamat Ulang Tahun Mama ke-58). Dalam liburan paskah Bulan April kemarin, kami sekeluarga pulang bersama dengan namboru Raymond. Kami berkeliling Danau Toba, mulai dari Salib Kasih Tarutung, Huta Ginjang, Sipinsur, Bakara, ke Kota Iman Sidikalang, Brastagi, Prapat, ke Samosir, lalu ke Porsea, Balige, dan kembali ke Lintongnihuta. Senang rasanya bisa pulang kampung bersama.
Sampai di ulang tahun Mama yang ke-59, kami semua mengucap syukur. Ada berkat kesehatan yang Tuhan anugerahkan sepanjang tahun ini. Walaupun mama sempat menjalani operasi pengambilan batu empedu tahun lalu, dilanjutkan dengan operasi yang papa jalani. Namun, Eben Haezer-Sampai Di Sini Tuhan Menolong Kita. Kita perlu berhenti sejenak di momen ini. Merayakan ulang tahun dan berkat penyertaan Tuhan selama ini. Namun, kita masih belum tahu apa yang terjadi di masa mendatang. Apakah akan terjadi hal ini? Apakah kita akan menghadapi itu?
Namun, ada satu hal yang pasti. Kehadiran Yesus dalam kehidupan mama dan keluarga kami. Terlebih lagi, keluarga besar baik itu Sihombing dan Banjarnahor. Perjalanan dan masa depan masih panjang, namun harapan kita ada dalam Tuhan Yesus. Saat terang-Nya tampak dan membuat kita bahagia, persis seperti salah satu lagu favorit saya yang menjadi penutup tulisan ini. Selamat ulang tahun mama! Sehat selalu ya ma! Tuhan memberkati
Meski langkahMu semua
tersembunyi bagiku,
hatiku menurut jua
dan memuji kasihMu.
Meski kini tak ‘ku nampak,
nanti ‘ku berbagia,
apabila t’rangMu tampak
dengan kemuliaannya.