Ulang Tahun Terakhir di Bandung
Tidak terasa akhirnya saya tiba sampai di hari minggu terakhir di Bandung. Mengapa saya katakan yang terakhir? Karena sudah sejak bulan November saya memastikan untuk bekerja di Jakarta yang juga berarti meninggalkan kota Bandung. Hari itu tanggal 7 Desember 2014, hari terakhir saya pergi ke HKBP Bandung. Gereja yang selama empat tahun lebih ini menjadi tempat saya beribadah. Sepulang gereja saya sempat bertemu dan sejenak berpamitan dengan para pendeta dan sintua yang saya kenal di gereja. Saya juga sempat berterima kasih untuk perhatian dan kebaikan mereka kepada saya, khususnya untuk enam bulan terakhir di gereja ini.
Hari itu saya juga tidak lagi belanja buah dan susu seperti minggu-minggu sebelumnya. Sabtu ini, papa dan mama akan datang menjemput saya. Kami akan pulang kembali ke rumah di Bekasi. Artinya, saya tidak perlu lagi menyediakan buah-buahan dan susu untuk keperluan harian saya. Oleh karena itu, saya sudah tiba di indekos sekitar jam setengah sepuluh pagi dan segera sarapan. Maklum, setiap hari minggu memang saya dan keluarga terbiasa sarapan setelah pulang gereja pagi. Pagi itu saya pulang agak terlambat karena mengucapkan salam kepada orang-orang di HKBP Bandung.
Sepanjang hari saya melanjutkan merapikan barang-barang di indekos. Buku-buku sudah saya kumpulkan dan dimasukkan ke dalam satu plastik agar mudah dibawa. Begitu juga dengan baju-baju.yang sudah saya masukkan ke dalam beberapa tas dan plastik. Setelah dirapikan, saya meletakkan barang-barang itu di dekat pintu. Jadilah keadaan indekos terlihat kosong dan sepi. Mirip seperti saat saya masuk pertama kali tanggal 11 Mei 2012, hari di mana saya mulai memasukkan barang ke indekos ini. Hari itu hari Jumat. Mulai dari siang hingga malam hari saya bolak-balik untuk membawa barang dari indekos lama ke indekos yang baru.
Ulang Tahun Terakhir
Oiya, hari ini juga adalah hari ulang tahun saya dan adik. Ya, kami lahir di tanggal 7 Desember 1991. Hari ini, adalah hari ulang tahun kami yang ke-23. Saya baru tahu, disebutkan ulang tahun karena memang tanggal, bulan saat kita dilahirkan berulang pada tahun berikutnya. Kita berulang tahun, artinya kita mengulangi hari kelahiran kita. Dan berbeda dengan tahun lalu, ulang tahun kali ini saya berada di Bandung. Tahun lalu saya berada di Kota Jember untuk memberikan seminar.
Selepas merapikan barang-barang jam sudah menunjukkan pukul 12 siang. Saya makan dan beristirahat sejenak hari itu. Memang biasanya hari minggu siang saya gunakan untuk beristirahat sambil membaca buku atau menulis. Hari ini saya agak lama termenung dan mengingat kembali banyak kenangan selama empat tahun lebih berada di Bandung.
Hari Senin sebelumnya, dua orang teman dekat saya juga akhirnya meninggalkan indekos ini. Ada Bram dan Yosua. Kami sering berkumpul dan bercerita bersama mengenai banyak hal. Dan hari senin adalah hari terakhir saya bertemu dengan mereka berdua. Dan layaknya kehidupan, di mana kami bisa bertemu, kini akhirnya kami berpisah. Saya bersyukur pernah hidup dan mengenal teman-teman ini, begitu pula dengan teman dan sahabat lainnya.
Siang hingga sore hari saya mengerjakan beberapa proyek yang saya pegang, menyelesaikan beberapa dokumen tender dan dokumen desain untuk PLTM. Agak lelah memang hari itu, apalagi kondisi tubuh menurun karena alergi debu saat membereskan buku-buku sepanjang pagi tadi. Setelah mandi, saya kemudian makan, berdoa, dan beristirahat. Memang, jika sedang lelah, saya terbiasa untuk tidur cepat, sekitar pukul 18.30. Nanti jam 2 atau 3 pagi saya bangun untuk mengerjakan kembali pekerjaan yang belum selesai.
Malam itu, saya tertidur pulas hingga akhirnya Yosua datang dan membangunkan saya. Kemudian, Cavin, Pen, Sion, Erika, Tio, Ruth, dan Hesti datang dan merayakan ulang tahun saya. Masih dalam kondisi mengantuk, saya bersyukur teman-teman hadir dan merayakan ulang tahun saya. Kue dengan lilin di atasnya menjadi kue ulang tahun ke-23 tahun ini. Setelah mengucapkan kesan pesan serta harapan saya di tahun ini, kami berdoa bersama.
Hesti yang memimpin doa malam itu. Dan setelah itu, saya memberikan first-cake itu kepada Sion dan Erika. Mengapa saya memberikan kepada mereka? Karena malam itu saya rasa bahwa inilah pemberian saya yang terakhir kepada mereka berdua. Jangan cari fotonya, karena saat itu, tidak ada yang memegang kamera saat saya memberikan mereka berdua kue ulang tahun, hehe. Kami pernah berada dalam satu kepengurusan bersama, dan begitu banyak hal yang belum sempat saya lakukan bagi mereka. Semoga kue ulang tahun ini menjadi sebuah ucapan terima kasih dan syukur saya atas semua kebaikan yang pernah mereka lakukan kepada saya. Juga sebagai penyemangat bagi Erika dan Sion untuk menyelesaikan pendidikan sarjananya di ITB. Saya juga menyampaikan pesan dan kesan saya kepada Cavin, Tio, Pen, Ruth, juga untuk Sion dan Erika, rasanya pertemuan kali ini memang sekaligus menjadi perpisahan bagi saya dan mereka semua. Saya menyampaikan permohonan maaf atas semua kesalahan dan tutur kata yang mungkin menyakiti mereka.
Jadi, perayaan ulang tahun terakhir itu selesai di pukul 23.00. Saya baru menyadarinya ketika harus mengantarkan helm Tio yang tertinggal malam itu. Saya bersyukur pernah mengenal orang-orang luar biasa ini. Malam itu saya kembali berdoa bagi mereka masing-masing, agar Tuhan selalu melindungi dan memelihara mereka. Membawakan kesuksesan dan damai sejahtera selalu di dalam kehidupan mereka.
Sumber gambar : www.allpics4u.com, dokumentasi pribadi
11 thoughts on “Ulang Tahun Terakhir di Bandung”