Menyiapkan Diri Menyambut Natal
Bulan November sudah datang dan menjelang. Sebulan lagi kita akan merayakan Natal. Saya masih ingat jelas, tahun lalu mama ke Pasar Baru dan membeli sebuah pohon natal baru bagi kami. Kami memasang dan menghiasnya dengan semangat. Beberapa pusat perbelanjaan juga sudah mulai memasang ornamen-ornamen Natal, ada pohon Natal, lonceng, hiasan dedaunan, dan pita berwarna merah. Di gereja, panitia-panitia Natal sudah terbentuk dan mulai mengkonsepkan acara perayaan Natal tahun ini. Lain pula panitia Natal di kampus atau paduan suara koor yang semakin giat berlatih menyambut Natal. Jauh-jauh hari semua sudah menyiapkan diri menyambut natal.
Segala persiapan yang sudah dilakukan itu sungguh luar biasa. Menyiapkan diri untuk menyambut kelahiran Tuhan Yesus bisa bahkan memang harus disiapkan dari jauh-jauh hari. Persiapan menyambut kelahiran Yesus bahkan sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya kepada Bangsa Israel ratusan tahun sebelumnya, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9:5).
Yesus adalah karunia terbesar Allah bagi kita, manusia di dunia ini. Dialah karunia kasih Allah yang sejati, yang rela memberikan anak-Nya yang tunggal supaya kita dapat diselamatkan. Melalui Tuhan Yesus, kita menerima pengampunan atas segala dosa-dosa kita dan pemulihan hubungan dengan Bapa di Sorga. Melalui kelahiran dan pengorbanan Tuhan Yesus, kita bisa merasakan jaminan kehidupan kekal, kehidupan yang bahagia bersama dengan Bapa di akhir kehidupan kita kelak.
Hari ini mungkin kita masih belum menyiapkan Natal. Pekerjaan yang menumpuk menjelang akhir tahun, anak-anak yang harus didampingi menjelang ujian akhir semester, persiapan tugas besar atau ujian-ujian di akhir semester, atau beragam kesibukan lainnya menghalangi kita. Namun, kita tetap bisa menyiapkan diri menyambut Natal. Mari mengambil waktu sejenak, berpikir, mengenai kebaikan Allah di dalam kehidupan kita selama kurang lebih setahun ini. Apakah saya merasakan dan menyadari kehidupan Yesus di dalam kehidupan saya? Apakah tahun ini, saya sudah mampu menjadi saluran kasih Tuhan bagi sesama? Apakah karunia kasih Allah dan kelahiran Yesus telah mengubah hidup kita?
Mari, menyiapkan diri menyambut Natal!