Bertumbuh Bersama
Sebagai saudara seiman
Di dalam tubuh Kristus
Menyerahkan s’luruh hidupnya
Berbagi kasih bersama
Terkadang tawa terkadang tangis
Suka duka bersama
Yang kuat menanggung yang lemah
Dalam anug’rah-Nya
Kita bertumbuh… bertumbuh di dalam kasih
Sehati, sepikir, setujuan melangkah bersama
Tuaian besar t’lah menanti di hadapan kita
Siapkanlah dirimu, songsong hari esok
Dan Tuhan dimuliakan melalui g’reja-Nya
Sebuah lagu yang kembali saya nyanyikan pada Pemberlengkapan Mentor PMB PMK ITB 2012 di GMKI. Lagu ini dinyanyikan sebagai penutup doa pengutusan mentor dan panitia untuk acara PMB esok hari. Lagu ini memiliki kata-kata indah dan amat berkesan bagi saya. Di dalam lagu ini, sebagai saudara seiman di dalam Kristus, kita semakin diteguhkan di dalam persatuan dan persekutuan dengan-Nya. Reffrein dari lagu ini juga memberikan kesempatan bagi kita untuk mengutarakan kesatuan itu dalam bentuk ucapan langsung “sehati, sepikir, setujuan, melangkah bersama.” Saya merasakan tubuh saya bergetar dan dan suara ini menjadi kelu ketika menyanyikan lagu ini di tengah-tengah pekerjaan saya sebagai operator.
Sehari Sepikir Bertumbuh Bersana
Namun, bukanlah isi lagu itu yang ingin saya bagikan melalui tulisan ini. Kemarin, saat saya menyanyikan lagu ini bersama-sama dengan teman-teman, saya kembali teringat akan kenangan saat saya menyanyikan lagu ini bersama dengan teman-teman di gereja maupun di sekolah. Saat sedang kebaktian, tidak jarang lagu ini dipilih oleh saya atau adik untuk dinyanyikan. Di reffrein lagu itu, kami selalu bergandengan tangan bersama-sama dan saya amat merasakan betapa kuatnya persatuan di dalam persekutuan ini. Apalagi saat saya menyadari bahwa ada Yesus di tengah-tengah kami.
Pemberlengkapan mentor kemarin diikuti oleh hampir seratus orang. Sejak pagi hari, kami berkumpul bersama, mendengarkan beberapa materi yang disampaikan. Kami makan dan bermain bersama. Menjelang berakhirnya acara itu, lagu ini dinyanyikan. Dan kenangan itu muncul kembali ke dalam permukaan pikiran saya. Saat Daniel bermain gitar, dan Josef berada di depan memimpin pujian, teman-teman mentor dan panitia bergandengan tangan bersama. Ya, bergandengan tangan seperti yang sering saya lakukan dulu bersama dengan teman-teman, kadang hanya berlima atau maksimal hanya dua puluh. Dan kalau kemarin saya menyanyikan lagu ini sambil menyaksikan teman-teman lain yang saling bergandengan, rasanya tidak berbeda. Kesatuan itu amat benar saya rasakan di dalam keluarga ini. Kesatuan yang amat saya rasakan bahkan di saat jumlah yang ikut kebaktian hanya lima orang.
Kenangan ini sempat membuat saya terhenyak saat menyanyikan lagu ini kemarin. Saya memutuskan untuk menuliskan kembali pengalaman ini untuk semakin menguatkan saya dalam mengikut Tuhan Yesus. Persatuan dan persekutuan dengan orang-orang seiman membuat Anda dan saya menjadi lebih kuat, karena meskipun hanya beberapa orang yang beribadah bersama, saya tahu pasti Tuhan Yesus ada di tengah kami. Yesus ada di tengah ibadah kami, bahkan Ia turut bergandengan tangan dengan kami di tengah lagu puji-pujian. Bertumbuh di dalam Tuhan akan jauh lebih mudah dan menyenangkan jika kita menyadari bahwa kita bertumbuh bersama. Ya, bersama-sama. Sungguh indahnya. Bertunbuh bersama di dalam kasih Tuhan
Sumber gambar : BlogSpot