Gereja yang Satu
Saya memiliki seorang paman yang tinggal di daerah Pondok Ungu, Bekasi, dan di tempat tersebut Gereja HKBP dilarang untuk melangsungkan ibadah karena dicabutnya ijin. Di tempat-tempat lain juga kita semakin sering mendengar adanya gangguan yang dirasakan oleh jemaat saat beribadah. Lebih jauh lagi, pembangunan gereja-gereja baru semakin dipersulit, sehingga jumlah gereja cenderung statis di Indonesia.
Namun, apa faktanya? Gereja-gereja tertentu lebih suka membanggakan diri mereka sebagai gereja dengan jumlah jemaat yang besar, memiliki gedung yang megah, dan persembahan mingguan yang mencapai puluhan juta. Sungguh suatu ironi, di saat kita makin tertekan, kita malah tercerai berai dan cenderung individualistis. Gereja yang satu dengan yang lain memang memiliki cara yang berbeda dalam menerjemahkan apa yang Yesus ajarkan, namun, kita jelas punya satu kesamaan, yaitu: dasar kokoh pendiri gereja, Yesus Kristus. Sudah selayaknya dan seepantasnya, kita saling menghargai dan menguatkan bukannya membanggakan diri sendiri. Perbedaan merupakan suatu rahmat jika dilihat dari sisi positif di mana kita dapat saling melengkapi, namun perbedaan juga menjadi sebuah penghancur besar jika dilihat dari sisi negatif yang tidak dapat disatukan. Seluruh Jemaat Kristen di Indonesia harus mendoakan perkembangan gereja di Indonesia, semoga dengan berlalunya waktu, gereja jangan hanya berkembang dan maju sendiri-sendiri namun juga saling menghargai dan menguatkan satu dengan yang lain.
Majulah Gereja Indonesia! Majulah Bangsa Indonesia!