Kisah yang Belum Usai
Tidak terasa, hari ini adalah tepat enam bulan kepemimpinan saya sebagai Koordinator Divisi Intermedia PMK ITB. Masih jelas dalam ingatan saya, hari itu hari dalam ibadah Jumatan tanggal 17 Februari 2012, dilakukan serah terima jabatan dari pengurus tahun lalu. Siang itu saya berdiri di depan Bang Edwin, koordiv terdahulu dan disaksikan dengan seluruh jemaat yang hadir. Dan kini, tepat di hari Kemerdekaan Indonesia ke-67–17 Agustus 2012–kenangan akan hari itu terlintas kembali di dalam benak saya.
Kisah yang Belum Usai : Pertama Melayani
Memulai jabatan sebagai koordiv Intermedia, saya akui secara pribadi cukup sulit. Di tengah tuntutan beban kuliah di semester empat dan juga keberadaan di salah satu unit dan himpunan sendiri memaksa saya harus membagi waktu dengan begitu baik. Belum lagi kesibukan di Lembaga Pelayanan yang juga membutuhkan perhatian yang khusus. Satu bulan pertama saya lalui dengan kondisi yang berat. Selepas Paskah di awal April, semuanya berangsur-angsur membaik. Saya memutuskan untuk tidak bergabung di dalam Badan Pengurus Himpunan dan juga menjadi anggota biasa di Unit. Keputusan itu setidaknya memberikan saya kelonggaran untuk dapat fokus dalam studi dan memimpin divisi Intermedia.
Segala puji syukur hanya bagi nama Tuhan Yesus! Keputusan-keputusan penting yang saya ambil ternyata memberikan dampak yang baik. Meskipun ada beberapa orang yang mencibir dan meremehkan saya, namun saya tetap teguh melakukan konsekuensi tersebut.
Urusan Ibadah Jumatan setiap minggunya dapat terlaksana dengan baik, meskipun beberapa kali saya harus dadakan mendesain beberapa pengumuman untuk ditampilkan. Intermedia Fun Day, Sangkakala Paskah juga dapat berlangsung dengan baik. Dan beberapa hari kemarin, Sangkakala PMB juga telah rampung dan telah masuk percetakan. Sekali lagi saya katakan: Segala puji syukur hanya bagi nama Tuhan Yesus! Jika melihat ke belakang, rasa-rasanya tidak akan mungkin kami dapat menyelesaikan proker-proker tersebut di tengah-tengah segala bentuk kesibukan kuliah dan kegiatan serta liburan, namun Tuhan Yesus memampukan kami semua untuk berjuang bersama.
Divisi ini begitu unik. Saya masih ingat persis hari pertama saya mengikuti rapat Intermedia–dua tahun lebih sehari lalu. Hari itu hari Senin, tanggal 16 Agustus 2010, kami bersama-sama berkumpul di Basement Perpustakaan Pusat. Waktu itu Bang Daniel yang memimpin rapat pertama Intermedia menyambut anggota-anggota baru. Ada Andri, Hanny, Dinda, Maria, dan Nixon. Hari itu saya mendapat teman-teman yang baru, teman-teman yang sampai kini tetap mewarnai kehidupan saya di kampus. Seiring berjalannya waktu ada anggota Intermedia yang bertambah, Parlin, Nanda, Marcel, Sarah, dan Acin. Karakter dan sifat mereka yang beragam semakin memberikan warna di tengah-tengah kesibukan semester dua saat itu. Jumlah kami yang sewaktu itu masih sedikit membuat kami begitu akrab, karena hampir setiap minggu kami mengambil bagian di Jumatan maupun pada Sangkakala yang menjadi proyek besar.
Kisah yang Belum Usai : Saat Harus Berhenti Sejenak
Hari ini, 17 Agustus 2012, bukanlah hari yang biasa lagi. Hari ini saya juga mengingat bagaimana divisi ini telah mengubah kehidupan saya secara drastis. Dari orang yang phlegmatis parah menjadi lumayan peka terhadap orang lain. Dari orang yang kerap meremehkan waktu menjadi orang yang menghargai waktu. Dari orang yang biasa-biasa kini menjadi tempat bercerita bagi banyak orang. Wah, hidup saya berubah pokoknya. Saya juga belajar untuk membagikan ilmu, bercerita mengenai kisah-kisah kehidupan, bahkan memotivasi orang lain. Namun, yang paling utama, divisi ini memberikan saya sebuah kesempatan berharga: melayani Tuhan melalui kesukaan saya, menulis. Saya amat senang akan hal itu dan rasa syukur agaknya tidaklah cukup sampai kapan pun.
Namun, momen enam bulan ini hanyalah sebuah perhentian sejenak. Ya, saya hanya berhenti sejenak di pagi hari ini. Kisah ini belum usai, karena masih ada jalan panjang di depan. Masih ada tantangan yang harus dihadapi. Di pagi hari ini saya berdoa kepada Tuhan untuk memampukan saya terus melakukan yang terbaik. Yang terbaik seturut dengan kehendak-Nya.
Artikel dalam Tema yang Sama :
1. Kisah yang Belum Usai
2. Divisi yang Unik
3. Tuhan Tidak Bermain Dadu